Hayati Makna Yang Terkandung Dalam Kurban

Kurban bukan hanya sekedar penyembelihan hewan akan tetapi bagaimana umat Islam menghayati makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini diungkapkan Walikota Pontianak, Sutarmidji usai melaksanakan Shalat Idul Adha, Minggu (6/10)  di halaman depan Makodam. Wakil Walikota Pontianak, Paryadi, jajaran Muspida dan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak serta masyarakat memenuhi seluruh lapangan untuk melaksanakan Shalat Idul Adha berjamaah.
            Sutarmidji menambahkan, dalam memaknai kurban setiap umat Islam hendaknya memerangi nafsu jahat yang ada pada diri masing-masing serta kembali kepada ajaran-ajaran yang dianjurkan Allah, SWT dan menjauhi larangan-laranganNya. “Saya berharap umat Islam di Kota Pontianak semakin memahami makna dari Hari Raya Idul Kurban ini dalam implementasi kehidupannya sehari-hari sehingga sikap toleransi, saling menghargai dan sikap saling menolong itu tetap tumbuh dalam hati sanubari mereka,” ujar Sutarmidji.
            Dia menambahkan, jumlah hewan kurban tahun ini meningkat dari tahun lalu. Tahun ini jumlah hewan kurban di Kota Pontianak terdiri dari 681 ekor sapi dan 682 ekor kambing. Sementara Pemkot Pontianak menyumbang 24 ekor sapi yang dikumpulkan dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
            Kendati daging kurban boleh diberikan kepada siapa pun, namun Sutarmidji mengingatkan agar pemberian daging kurban lebih mengutamakan fakir miskin. “Kalau diberikan kepada yang berhak itu lebih diutamakan, maka fakir miskin tidak akan ada. Terkecuali, mereka memang tujuannya untuk mengumpulkan daging kurban, pergi ke sana dan ke sini,” paparnya.
            Sementara itu, Khatib Shalat Id, Syarif dalam khutbahnya yang berjudul “Haji Itu Mengenal”, menjelaskan mengenal yang dimaksudkan adalah mengenal diri sendiri yang sedang terperangkap dalam manusia. “Dengan mengenal diri kita yang sebenar diri, kita mengenal Nur Allah yang sesungguhnya kita temui dalam berhaji,” jelas Syarif.
            Makna puncak perayaan Hari Raya Idul Adha menurutnya adalah ibadah kurban untuk menyembelih insan yang berwujud sifat kufur. “Itulah puncak makna Idul Adha, jika sifat-sifat kufur itu tetap bercokol maka tandanya kurban yang dilakukan tidak ditilik oleh Allah walau sebanyak apapun,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Walikota menyerahkan secara simbolis satu ekor sapi kepada pengurus Masjid Jami’. (jm)

0 komentar:

Posting Komentar

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks