Pemkot Minus Pegawai Mangkir


Pasca libur cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriyah, tercatat hampir keseluruhan pegawai Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak masuk kerja, hanya beberapa yang tidak masuk kerja dikarenakan cuti, sakit maupun izin dengan pemberitahuan. Hasil ini didapat dari inspeksi mendadak (sidak) oleh beberapa tim yang dibentuk Pemkot untuk melakukan pengawasan melekat (waskat) terhadap kedisiplinan pegawai. Tim-tim ini antara lain diketuai Wakil Walikota, Sekretaris Daerah, Inspektur Kota Pontianak dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Pontianak. Masing-masing tim mendapat tugas sidak ke beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot.
            Walikota Pontianak, Sutarmidji mengatakan, secara keseluruhan hampir tidak ada ditemukan pegawai yang mangkir. “Di jajaran Pemkot secara keseluruhan hampir tidak ada pegawai yang menambah libur setelah cuti bersama karena mereka sudah tahu sanksinya,” ujar Sutarmidji usai apel pagi di Kantor Walikota, Kamis (23/8).
            Hari pertama masuk kerja setelah cuti bersama, pelayanan publik termasuk pelayanan perizinan di Pemkot sudah berjalan normal dan dibuka seperti biasanya. Petugas-petugas pelayanan pun sudah siap melayani masyarakat yang ingin berurusan.
            Sutarmidji mengajak para pegawai di jajarannya untuk mengevaluasi dan introspeksi terhadap apa yang telah dilakukan dan yang perlu diperbaiki supaya capaian-capaian ke depannya lebih baik dan menunjukkan prestasi yang baik. “Kalau dilihat tahun ini saja kita sudah mendapat enam penghargaan baik untuk tingkat nasional maupun internasional. Dan  ini merupakan suatu kerja yang baik dari jajaran Pemkot Pontianak. Terus upayakan untuk semakin baik, berikan pelayanan kepada masyarakat yang cepat, murah dan transparan, tidak bertele-tele,” paparnya.
            Sementara itu, Wakil Walikota Pontianak, Paryadi yang juga langsung memimpin sidak di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Pontianak dan sekitarnya, menjelaskan, dari hasil sidak yang dipimpinnya, sejauh ini hanya ada beberapa pegawai yang tidak bisa masuk kerja dikarenakan izin, sakit dan cuti dengan pemberitahuan. “Artinya semua sudah berjalan normal, pegawai di lingkungan Pemkot sudah masuk kerja dan pelayanan-pelayanan juga sudah berjalan normal,” jelasnya.
            Dia menambahkan, seluruh SKPD yang ada di jajaran Pemkot Pontianak akan terus dipantau sebagai bentuk waskat terhadap disiplin pegawai terutama kehadiran kerja. Jumlah PNS Pemkot Pontianak tercatat sekitar 7.200 lebih. (jim)

Open House Pererat Tali Silaturrahmi

Sudah menjadi tradisi tahunan setiap Hari Raya Idul Fitri, jajaran pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar open house di hari pertama dan kedua lebaran di kediaman jabatan. Silih berganti tamu berdatangan ke rumah jabatan Wali Kota Pontianak, Sutarmidji untuk bersilaturrahmi di hari pertama Idul Fitri, Minggu (19/8).
            Open house ini sebagai sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah sekaligus silaturrahmi dan saling memaafkan. Selain itu juga agar masyarakat bisa bertemu langsung dengan orang nomor satu di Kota Pontianak ini.  
            Dalam kesempatan itu Sutarmidji mengatakan, memaknai Hari Raya Idul Fitri ini hendaknya dengan mengimplementasikan apa yang sudah didapatkan selama bulan suci Ramadhan yang baru saja dilalui. “Artinya harus ada yang berubah, sikap dan perilaku harus lebih baik. Itu yang perlu kita maknai sampai kita berdoa untuk dipertemukan Ramadhan yang akan datang,” katanya.
            Sebaliknya, lanjut Sutarmidji, jika tidak ada perubahan menuju hal yang positif maka orang itu tidak akan mendapatkan rahmat dari Allah pada bulan suci Ramadhan. “Itu saja kuncinya, lihat pola sikapnya setelah Ramadhan, setelah Idul Fitri sampai Ramadhan yang akan datang,” timpalnya.
            Momentum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 67 yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, dinilainya semakin memperkuat untuk semakin mencintai negara ini. “Makna Ramadhan bisa digunakan sebagai momentum untuk lebih mencintai tanah air karena ajaran Islam itu jelas kita harus mencintai tanah air kita bahkan membelanya hingga titik darah penghabisan jika terjadi hal-hal berkaitan bahaya bagi negara kita,” paparnya.
            Sementara itu, di rumah jabatan Wakil Wali Kota Pontianak, Paryadi, tamu-tamu pun turut berdatangan untuk mempererat tali saliturrahmi. Satu-persatu tamu menyalaminya seraya saling bermaaf-maafan. “Open house ini terbuka bagi siapa saja yang ingin bersilaturrahmi. Semoga dengan digelarnya open house ini semakin mempererat jalinan tali silaturrahmi kita dan saling memaafkan di hari yang fitri ini,” ucap Paryadi.
            Tak terkecuali di rumah jabatan Sekretaris Daerah Kota Pontianak, M Akip, berturut-turut tamu berdatangan. Akip pun menyambut tamu-tamu yang datang dengan penuh senyum dan saling berjabat tangan.
            Akip menuturkan, open house ini merupakan momentum yang tepat untuk saling memaafkan dan bersilaturrahmi. “Selama ini kita mungkin disibukkan dengan segala aktivitas pekerjaan yang menumpuk sehingga kita jarang bertemu satu sama lainnya. Nah, open house ini lah saatnya kita saling mengakrabkan diri sekaligus bermaaf-maafan,” pungkasnya. (jim)

Ramadhan Bulan Penempa Untuk Hidup Lebih Baik

Bulan Suci Ramadhan telah usai, kumandang takbir bergema di pelosok tanah air. Hari kemenangan bagi umat Islam telah tiba yang jatuh pada hari Minggu (19/8) atau 1 Syawal 1433 Hijriyah. Ribuan umat Islam tumpah ruah di lapangan depan Kantor Wali Kota Pontianak untuk melaksanakan Shalat Ied berjamaah.
            Memaknai Hari Raya Idul Fitri bukanlah dengan mengenakan pakaian baru atau menikmati berbagai hidangan makanan tetapi bagaimana mengimplementasikan apa yang telah dilakukan selama bulan suci Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari setelah Ramadhan sampai bertemu Ramadhan berikutnya. “Karena Ramadhan itu sebagai bulan penempa diri manusia untuk pencapaian rahmatan lilalamin, untuk mendapatkan rahmat Allah dan untuk semakin baik dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Wali Kota Pontianak, Sutarmidji usai melaksanakan Shalat Ied.
            Menurut Sutarmidji, orang yang puasanya diterima Allah adalah orang yang mengalami perubahan dalam perilaku kehidupannya sehari-hari hingga diketemukan Ramadhan yang akan datang. “Kalau misalnya setelah Ramadhan tidak ada perubahan dalam sikap atau perbuatan bahkan semakin parah, itu berarti Ramadhannya gagal,” tuturnya.
            Sementara itu, Ustadz H Jalaluddin Ahmad, LC, khatib Shalat Ied, dalam khutbahnya bertemakan kemuliaan orang tua, mengatakan kasih sayang ibu yang tidak ada batasnya dan tanggung jawab ayah yang begitu besar, semua ini harus diingat betapa besarnya jasa-jasa mereka yang tanpa pamrih berbuat demi anak-anaknya. “Maka sungguh berbahagialah mereka yang semasa hidup orang tuanya, mengabdi dan berbakti kepada keduanya dan sungguh rugilah mereka yang semasa hidup orang tuanya, selalu menghardik dan menyakiti hati keduanya,” paparnya.
            Untuk itu, dia mengajak jamaah Shalat Ied agar menghargai orang tua dan berbakti kepada mereka karena mereka telah berkorban demi membesarkan anak-anaknya. (jim)

269 Meriam Karbit Guncang Pontianak

Sebanyak 269 meriam karbit di 47 titik ikut serta dalam Gebyar Meriam Karbit yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak bekerja sama dengan Forum Meriam Karbit dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriyah, Sabtu (18/8) malam di pinggiran Sungai Kapuas. Bunyi dentuman meriam karbit saling bersahutan sambut perayaan Idul Fitri di sepanjang Sungai Kapuas. “Tahun depan akan kita kembangkan lagi dan menjadikan salah satu obyek wisata pinggiran Sungai Kapuas di Kota Pontianak ini,” kata Wali Kota Pontianak, Sutarmidji usai membuka gebyar meriam karbit.
            Kelangkaan bahan baku untuk pembuatan meriam karbit, menurut Sutarmidji, tidak menjadi masalah yang berarti karena satu meriam karbit bisa bertahan hingga puluhan tahun lamanya. “Kalau untuk bahan baku Insya Allah masih tersedia sepuluh hingga lima puluh tahun yang akan datang,” ujarnya.
            Dia menambahkan, untuk meningkatkan jumlah peserta, kedepannya Pemkot akan mendorong kelompok-kelompok lainnya untuk membuat meriam karbit. “Ke depannya, tidak hanya pada malam Hari Raya Idul Fitri, tetapi pada titik-titik tertentu kita akan siapkan meriam karbit agar ketika wisatawan datang dan ingin menyulut meriam karbit bisa dilakukan kapan saja,” jelasnya.
            Sutarmidji mengklaim, perkembangan pariwisata di Kota Pontianak beberapa tahun terakhir ini sudah mulai nampak dengan banyaknya hotel-hotel yang dibangun serta banyaknya investor yang berinvestasi di bidang perhotelan. “Kita juga akan kemas beberapa obyek wisata lagi termasuk Pontianak tanpa bayangan di kulminasi September hingga Oktober,” terangnya.
            Untuk pembinaan tradisi meriam karbit ini telah diwadahi oleh Forum Meriam Karbit yang telah dibentuk untuk  mengkomunikasikan berbagai model festival. Pemkot hanya mensupport dari sisi pembiayaan dan fasilitas-fasilitas lainnya. “Miniatur-miniatur meriam karbit juga menjadi salah satu souvenir khas Kota Pontianak,” tukasnya.
Peresmian gebyar meriam karbit ini ditandai dengan penyulutan meriam secara bersama-sama oleh Wali Kota Pontianak beserta jajaran Muspida yang hadir pada malam itu. Tak hanya itu, acara ini semakin semarak dengan dimeriahkan panggung hiburan di atas ponton berukuran besar mengapung tepat di tengah depan panggung utama di pinggir Sungai Kapuas, dilengkapi iringan musik serta lighting dan layar proyektor. Hampir di sepanjang pinggiran Sungai Kapuas dijejali masyarakat yang ingin menyaksikan permainan khas masyarakat Kota Pontianak ini yang menjadi tradisi tahunan setiap malam lebaran. (jim)

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks