Malam Yang Lebih Baik Dari Seribu Bulan

Memasuki sepuluh hari ketiga bulan suci Ramadhan, merupakan tahap final dari 30 hari dalam melaksanakan ibadah puasa. “Ibarat sebuah kompetisi, sekarang ini sudah masuk babak finalisasi. Kita sudah melakukan penyisihan mulai malam pertama tarawih, hari pertama puasa hingga malam ini,” ujar Wakil Walikota Pontianak, Paryadi di hadapan jamaah Shalat Tarawih dalam rangkaian kegiatan safari Ramadhan, Jum’at (26/8) malam di Masjid Darul Falah, Jalan Prof M Yamin Kota Baru.
            Dia berharap, seluruh umat Islam menjadi orang-orang yang konsisten dan memberikan sebuah tanggung jawab yang besar terhadap keyakinan dalam menegakkan agama Allah.
            Selain itu, Paryadi mengajak kaum muslimin untuk benar-benar melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini karena Allah SWT masih memberikan kesempatan untuk bertemu bulan Ramadhan yang datangnya setahun sekali ini. “Belum tentu tahun depan kita masih bisa bertemu bulan suci Ramadhan, karena kita tidak pernah tahu kapan kita dipanggil menghadap Yang Maha Kuasa, Allah SWT,” tukasnya.
            Dia menjelaskan, jika semua orang tahu keistimewaan bulan suci Ramadhan  dan betapa banyaknya pahala yang diturunkan Allah SWT, sudah tentu semua umat Islam menginginkan sebelas bulan menjadi bulan Ramadhan.
            Paryadi menuturkan, salah satu malam istimewa di bulan Ramadhan adalah malam Lailatul Qadar, suatu malam yang lebih baik seribu bulan. “Istimewanya adalah karena malam Lailatul Qadar hanya diberikan pada umat Nabi Muhammad SAW dan tidak pernah diberikan pada umat nabi sebelumnya,” paparnya.
Dijelaskannya, bagi yang berpuasa, beribadah pada malam Lailatul Qadar maka pahalanya lebik baik dari beribadah seribu bulan atau 83 tahun plus 4 bulan. “Pada malam Lailatul Qadar yang istimewa tersebut para malaikat turun termasuk malaikat Jibril dan kedamaian  akan terus berlunjut hingga terbit fajar,” jelas dia.
Untuk itu, Paryadi mengajak jamaah rajin beri’tikaf di masjid-masjid agar mendapatkan pahala dari Allah SWT. “Paling tidak, minimal kita mengevaluasi terhadap apa yang sudah kita lakukan,” pungkasnya. (jm)

Jajaran Pejabat Pemkot Gelar Open House

Sudah menjadi tradisi setiap Hari Raya Idul Fitri, jajaran pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar open house di kediaman rumah jabatan. Open house ini sebagai sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah sekaligus silaturrahmi dan saling memaafkan. Selain itu juga agar masyarakat bisa bertemu langsung dengan orang nomor satu di Kota Pontianak ini. “Open house ini digelar bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri yang nantinya ditetapkan oleh pemerintah. Jadi, open house ini disesuaikan waktunya dengan ketetapan pemerintah kapan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak, M Akip, Kamis (25/8) di rumah jabatannya.
            Meski demikian, open house Idul Fitri diperkirakan jatuh pada hari Selasa, tanggal 30 Agustus mendatang. Open house ini hanya digelar selama dua hari. Adapun jadwal open house di rumah jabatan Walikota Pontianak, Sutarmidji, Jalan Abdurrahman Saleh yakni hari pertama lebaran mulai jam 10.30 WIB hingga jam 21.00 WIB. Hari kedua Idul Fitri open dimulai jam 10.00 WIB hingga jam 17.30 WIB
            Sedangkan open house rumah jabatan Wakil Walikota Pontianak, Paryadi, Jalan KS Tubun untuk hari pertama dan kedua Idul Fitri dimulai jam 11.00 WIB hingga 20.00 WIB.
            Open house rumah jabatan Sekda Kota Pontianak, M Akip, Jalan Abdurrahman Saleh (belakang Bank Indonesia), hari pertama mulai jam 13.00 WIB hingga 22.00 WIB. Hari kedua mulai jam 10.00 WIB sampai jam 22.00 WIB.
            Dia mempersilahkan masyarakat untuk datang bersilaturrahmi, baik itu di rumah Walikota, Wakil Walikota maupun dirinya sebagai Sekda. “Silakan bagi siapa saja untuk datang bersilaturrahmi sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan,” ucapnya.
            Selain itu, Akip juga menyampaikan terima kasihnya kepada warga Kota Pontianak yang telah menjaga stabilitas dan situasi kota ini aman dan kondusif selama bulan suci Ramadhan. “Saya berharap semoga situasi kondusif ini bisa terus terjaga kedepannya,” tutupnya. (jm)

Beli Bahan Pokok Sesuai Kebutuhan

Untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, Forum Komunikasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, menggelar Pasar Murah BUMN Peduli di kecamatan se Kota Pontianak. “Dengan adanya pasar murah ini diharapkan bisa membantu masyarakat miskin terutama kebutuhan akan bahan pokok seperti beras, gula dan minyak goreng yang cukup tinggi dengan harga yang relatif murah dari harga di pasaran,” ujar Wakil Walikota Pontianak, Paryadi usai meninjau pasar murah di Kecamatan Pontianak Utara dan Pontianak Timur, Senin (22/8).
            Dia menambahkan, pasar murah ini merupakan salah satu gerakan sosial dari BUMN dengan menyisihkan keuntungannya untuk kegiatan ini yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin. Bahan-bahan pokok untuk pasar murah ini didistribusikan di enam kecamatan mulai tanggal 22 hingga 23 Agustus 2011. Sedangkan pendistribusiannya berdasarkan data-data masyarakat miskin yang ada di tiap-tiap kecamatan dengan menggunakan kupon.
            Harga beras yang di pasaran berkisar Rp 6000 hingga Rp 6500, di pasar murah ini dijual Rp 5000-an. Gula yang harga normalnya Rp 9000 hingga Rp 9500, dijual seharga Rp 7000-an. Sedangkan minyak goreng seharga Rp 15 ribu untuk 2 liter. “Jadi memang relatif lebih murah, kurang lebih tiga puluh persenan disubsidi oleh BUMN,” katanya.
            Paryadi menilai, dengan kondisi yang ada saat ini pemerintah merasa cukup terbantu dengan tidak adanya buying panic (kepanikan dalam membeli bahan pokok). “Dengan harga yang normal, tidak adanya buying panic dan distribusi yang lancar tidak akan mengalami kesulitan,” tuturnya.
            Diakuinya, walaupun ada harga beberapa bahan pokok yang naik satu hingga lima persen namun masih dalam kewajaran. “Harga masih termasuk normal dan tidak ada peningkatan harga yang signifikan,” ucapnya.
            Sejauh ini, lanjut Paryadi, Pemkot masih memiliki keterbatasan dalam menggelar operasi pasar sehingga Pemkot banyak melibatkan pihak BUMN-BUMN untuk operasi pasar ini.
            Paryadi juga menghimbau warga Kota Pontianak agar tidak mudah termakan isu baik itu terkait kenaikan harga maupun ketersediaan stok karena bisa jadi itu merupakan strategi pasar untuk menaikkan harga. “Masyarakat juga diharapkan membeli sesuai dengan kebutuhan. Contoh, jika membuat kue untuk lebaran jangan sampai untuk sebulan tapi sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan yang kita miliki,” pungkasnya. (jm)
           

Pamerkan Kemewahan Adalah Kesombongan


Setiap umat manusia di dunia ini pada akhirnya akan mati dan kematian ini tidak mungkin ditolak oleh siapapun. Untuk itu, sudah seharusnyalah setiap insan memperbanyak amal ibadahnya selama hidup di dunia ini. “Mudah-mudahan kita akan selalu mengingat akhir dari kehidupan kita. Jangan berpikir apa yang harus kita lakukan di dunia ini terus-menerus karena suatu saat akan tiba waktunya,” ujar Walikota Pontianak, Sutarmidji dalam safari Ramadhan di Masjid Agung Al Falah, Minggu (21/8) malam sebelum melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah.
            Dihadapan jamaah masjid, dia menegaskan agar masing-masing menyiapkan untuk bekal kehidupan setelah mati nanti. “Bukan untuk menyiapkan buat Idul Fitri tetapi bagaimana kita mempersiapkan kehidupan setelah mati. Kalau perlu buat kue cukup untuk dua hari saja supaya harga telur di pasar tidak mahal,” katanya.
            Dia menjelaskan, Rasulullah menganjurkan kepada umatnya agar selalu mengingat mati paling kurang satu hari sebanyak 20 kali. “Dan kalau orang mengingat mati satu hari 20 kali, Insya Allah dia tidak akan melakukan hal-hal yang menyimpang,” tukasnya.
            Sutarmidji juga mengajak untuk senantiasa hidup sederhana walau apapun yang dimiliki dan berapa banyak pun harta yang dimiliki. “Jangan memamerkan kehidupan yang mewah-mewah karena kehidupan yang bermewah-mewah itu akan tampil seperti orang yang sombong,” tegasnya.
            Dia menambahkan, ketika seseorang sudah bisa menilai orang lain dengan ukuran dirinya maka yang akan tampak adalah kesombongan dari diri orang itu. “Nah, orang yang sudah menampilkan kesombongannya, Insya Allah dia tidak akan bisa berlaku jujur terhadap dirinya maupun terhadap orang lain,” ungkap Sutarmidji.
            Menurut dia, orang yang tidak bisa berlaku jujur, dipastikan segala sesuatu yang dilakukannya tidak mungkin ikhlas. “Dan orang yang tidak bisa ikhlas, pasti tidak bisa sabar. Kemudian orang yang tidak bisa sabar, dia tidak akan punya kasih sayang terhadap sesama manusia,” jelas Midji.
             Dalam kesempatan itu, dia mengajak jamaah untuk terus menggali dan mengkaji isi kandungan Al Qur’an maupun hadits-hadits Rasulullah beserta sumber hukum Islam lainnya. “Sehingga kita lebih banyak tahu dan ketika kita lebih banyak tahu maka kita lebih berhati-hati. Selama ini kan kita tidak banyak tahu, kita terkadang mengaji tetapi tidak memaknai isi kandungan ayat-ayat suci Al Qur’an itu sendiri,” pungkasnya. (jm)

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks