Tegakkan Aturan Terapkan Sanksi

Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak untuk menciptakan kota yang bersih dan indah diwujudkan dengan mencanangkan Jalan Ahmad Yani sebagai kawasan bebas sampah. Pencanangan ini diresmikan oleh Walikota Pontianak, Sutarmidji di halaman Sekolah Gembala Baik Jalan Ahmad Yani, Sabtu (12/11) pagi.  Selain Jalan Ahmad Yani, Jalan Tanjungpura dan Gajah Mada juga dijadikan percontohan kawasan bebas sampah. “Kita sudah menerapkan sanksi bagi yang melanggar aturan hingga ke pengadilan walaupun dendanya hanya Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu yang terpenting tegakkan aturan,” ujar Sutarmidji.
            Pencanangan Jalan Ahmad Yani sebagai kawasan bebas sampah ini dalam penerapannya akan dilakukan penegakkan aturan dengan memberikan sanksi tegas bagi siapapun yang membuang sampah di sepanjang jalan ini. “Jadi jangan sampai mobil yang melintasi jalan ini ada yang membuang sampah sembarangan atau warga yang membuang sampah di kawasan ini, akan kita kenakan tipiring,” tegasnya.
            Menurut Sutarmidji, kawasan Jalan Ahmad Yani merupakan kawasan percontohan ideal untuk kondisi Kota Pontianak. “Sehingga kalau tidak dibuat kawasan percontohan mungkin orang tidak bisa mencontoh kawasan yang bersih dari sampah,” katanya.
            Selain bebas sampah, drainase atau saluran air di kawasan ini juga akan dibenahi karena menurut dia banyak warga di sekitar kawasan ini yang menutup saluran air agar sampah tidak melewati rumahnya sehingga membuat aliran air menjadi tidak lancar.
            Kendati Pemkot akan melakukan patroli di sepanjang kawasan ini, Walikota juga meminta kesadaran dari warga untuk membantu terwujudnya kawasan ini bebas dari sampah dengan mencatat plat nomor kendaraan dan jam berapa saat kejadian kendaraan itu membuang sampah untuk dilaporkan kepada Pemkot. “Saya minta masyarakat sadar, kalau ada mobil yang buang sampah catat plat nomor kendaraannya dan jam berapa kejadiannya kemudian laporkan ke kita,” himbaunya.
            Selain itu, dia juga meminta semua kelurahan yang ada di Kota Pontianak harus ada satu kawasan clean and green (bersih dan hijau). Program tersebut sudah dianggarkan untuk setiap kelurahan. Menurut dia, jika lurah tidak bisa menunjukkan atau mewujudkan satu kawasan di wilayahnya sebagai clean and green maka lurah itu dinilainya tidak mempunyai kemampuan.  Pun begitu juga dengan camat, jika tidak mampu membawa perubahan di daerahnya, disarankannya untuk mengajukan pengunduran diri sebagai camat.
Usai pencanangan kawasan bebas sampah, Walikota bersama Wakil Walikota, Paryadi, Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Muharrom Riyadi, Organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) serta para pelajar dan masyarakat menyusuri sepanjang Jalan Ahmad Yani hingga ke bundaran Tugu Digulis Untan untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di kawasan ini. (jm)

Tanamkan Nasionalisme dan Patriotisme Sejak Dini

Untuk menimbulkan semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan anak-anak, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gabungan Organisasi Penyelenggaran Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) Kota Pontianak, Sabtu (12/11) menggelar lomba lagu perjuangan Tingkat TK se Kota Pontianak. Lomba ini diikuti sebanyak 38 kelompok dari seluruh TK yang ada di Kota Pontianak. “Dengan adanya lomba ini diharapkan dapat menimbulkan semangat nasionalisme dan patriotisme anak sejak dini,” ujar Tita Selati Sundari M Akip, Ketua DPC GOPTKI Kota Pontianak.
            Menurut dia, anak adalah harapan masa depan dan sebagai generasi penerus masa yang akan datang. Untuk itu sebagai orang tua, pengelola maupun pendidik perlu sedini mungkin nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia. “Harapan kita, anak dapat mengerti, paham dan selalu mengenal jasa-jasa pendahulu kita,” tutur istri Sekretaris Daerah Kota Pontianak, M Akip.
            Selain itu, lanjutnya lagi, ajang lomba menyanyikan lagu-lagu perjuangan ini juga sangat bagus untuk membentuk kepribadian anak agar percaya diri dan berani tampil di depan khalayak ramai.
            Tita menjelaskan, lagu-lagu perjuangan sudah hampir ditinggalkan oleh anak-anak usia dini karena pergeseran waktu dan globalisasi teknologi yang berkembang begitu pesatnya, sehingga anak-anak cenderung memilih lagu-lagu dewasa dibandingkan dengan lagu-lagu perjuangan. “Maka dengan digelarnya lomba lagu perjuangan ini, kita selaku orang tua, pengelola maupun pendidik sudah berbuat sedini mungkin mengenalkan kepada anak-anak di Kota Pontianak dan diharapkan anak-anak Kota Pontianak mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan anak-anak kota lainnya,” tutupnya. (jm)

Peranan Juru Parkir Kurangi Kemacetan Lalu Lintas

Meningkatnya jumlah kendaraan di Kota Pontianak dan terbatasnya kapasitas jalan yang tersedia merupakan salah satu faktor kemacetan arus lalu lintas. Untuk mengurangi kemacetan, juru parkir memegang peranan yang sangat penting dalam penataan parkir di lapangan. “Untuk itu para koordinator dan juru parkir kita undang untuk diberikan pengarahan menuju ke lebih tertibnya perparkiran di Kota Pontianak,” ujar Walikota Pontianak, Sutarmidji saat memberikan pengarahan kepada koordinator dan juru parkir se Kota Pontianak, Jum’at (11/11) pagi di halaman Kantor Dishubkominfo. Selain itu juga, Walikota menyerahkan dan memasangkan rompi secara simbolis kepada juru parkir.
            Sutarmidji berharap kepada koordinator maupun juru parkir untuk menjaga lahan parkir yang menjadi sumber mata pencaharian agar lebih tertib, menghindari adanya keluhan-keluhan dari masyarakat terkait perparkiran. “Berikan pelayanan yang baik supaya imej juru parkir baik di mata masyarakat,” tuturnya.
            Dia juga meminta kepada juru parkir untuk menjaga lahan atau tempat di mana mereka mencari nafkah namun juga tidak sampai mengganggu kepentingan masyarakat lainnya. “Sehingga peran juru parkir selain menjaga keamanan, keteraturan parkir, juga ketaraturan dalam orang berlalu lintas di jalan raya karena yang digunakan sebagai tempat parkir kebanyakan bahu jalan,” katanya.
            Selain itu, Walikota menegaskan kepada koordinator parkir supaya bertanggung jawab  terhadap lahan parkir yang dikelolanya agar semuanya bisa berjalan tertib. Dia juga mengingatkan jika ada komplain atau keluhan masyarakat terkait masalah perparkiran di media cetak agar koordinator segera merespon dan memperbaiki kekurangannya. “Kalau ada berita-berita di koran misalnya komplain masyarakat soal parkir, dipahami dan diperbaiki. Jangan hanya sekedar dibaca namun tidak dilakukan perbaikan-perbaikan,” pesannya.
            Sutarmidji meminta juru parkir untuk memakai rompi sebagai tanda bahwa parkir yang jaga oleh juru parkir itu resmi. Kedepannya, lanjut dia, koordinator parkir yang ditunjuk akan menghimpun para juru parkir dalam satu organisasi sehingga nantinya bisa dimasukkan dalam jaminan sosial tenaga kerja. Dia menilai dengan adanya koordinator parkir ini, Pemkot dalam pembinaan terhadap juru parkir tidak lagi repot karena dilibatkannya koordinator dan para juru parkir juga bisa memperoleh suatu jaminan sosial.
            Terkait retribusi parkir, Pemkot memiliki target dalam perolehan retribusi. Untuk itu, Sutarmidji meminta kepada Dishubkominfo dan koordinator parkir untuk bersama-sama membicarakan hal tersebut. “Jangan sampai jumlah kendaraan bermotor bertambah, tarif parkir naik, tapi retribusi yang ada di APBD justru turun. Nah, Dinas Perhubungan bisa diperiksa,” pungkasnya.
            Untuk itu, Dishubkominfo diharapkan bisa memenuhi target retribusi parkir yang sudah ditetapkan oleh DPRD setiap tahun. (jm)

Maknai Hari Pahlawan Dengan Perangi Kemiskinan

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memaknai Hari Pahlawan yang telah gugur di medan perang, salah satunya memerangi kemiskinan. “Kalau dulu para pahlawan berperang dengan senjata melawan penjajah, sekarang saatnya kita sebagai generasi penerus bangsa berperang melawan kemiskinan,” ujar Wakil Walikota Pontianak, Paryadi usai melakukan tabur bunga memperingati Hari Pahlawan di Pangkalan TNI AL, Kamis (10/11). Penaburan bunga ini merupakan rangkaian upacara memperingati Hari Pahlawan di lingkungan TNI AL. Sebagai inspektur upacara, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Pontianak, Kolonel Laut Arsyad Abdullah dan dihadiri jajaran Muspida.
            Menurut Paryadi, banyak yang bisa dilakukan khususnya oleh generasi muda dalam mengisi kemerdekaan dan memaknai nilai-nilai juang para pahlawan dengan hal-hal yang positif. Misalnya, dengan menciptakan lapangan kerja. “Sekarang bukan jamannya lagi generasi muda berpangku tangan, generasi muda harus cerdas dan jeli memanfaatkan peluang yang ada. Ciptakan lapangan kerja dan tanamkan jiwa entrepreneur, buat kreasi dan inovasi dalam dunia usaha,” katanya.
            Dia berharap, generasi muda tidak selalu berpikir untuk menjadi karyawan swasta maupun pegawai negeri sipil tetapi hendaknya menciptakan peluang usaha atau berwirausaha sehingga bisa memperoleh penghasilan dari usaha yang digeluti. “Ajak teman-teman di sekitar lingkungan untuk bersama-sama menciptakan peluang usaha. Dengan demikian paling tidak sudah membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran,” tutur Paryadi.
            Dia menambahkan, saat ini pemerintah sedang gencar menggalakkan industri kreatif bidang pariwisata. Ini merupakan peluang besar bagi generasi muda untuk  berkreasi dan berinovasi dalam industri kreatif kaitannya dengan pariwisata. “Industri kreatif ini seperti souvenir maupun kerajinan-kerajinan tradisional yang sudah diinovasi. Ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan pendapatan bagi masyarakat khususnya home industry,” paparnya.
            Selain itu, Paryadi juga mengingatkan kepada generasi muda untuk menghindari hal-hal yang negatif seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas dan lainnya yang bisa merugikan generasi itu sendiri dan bangsa ini. “Hindari penyalahgunaan narkoba karena itu hanya akan menghancurkan diri kita dan keluarga. Mari kita isi kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan kita dengan hal-hal yang positif agar bangsa ini bisa lebih maju,” tutupnya. (jm)

Gerakan Sayang Ibu Cegah AKI dan AKB

Berkurangnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu manfaat dari Gerakan Sayang Ibu (GSI). Hal ini dikatakan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Derah Kota Pontianak, Kasri Sukirno saat penilaian Lomba Kecamatan Sayang Ibu Tingkat Provinsi Kalimantan Barat, Senin (7/10) di Posko Bersama Kecamatan Sayang Ibu dan PKK KB Kesehatan di Komplek Kantor Camat Pontianak Tenggara. Kecamatan Pontianak Tenggara merupakan kecamatan yang terpilih untuk mengikuti Lomba Kecamatan Sayang Ibu Tingkat provinsi. Acara penilaian ini dihadiri Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak, Lismaryani Sutarmidji dan tim penilai.
            Lebih lanjut, Kasri mengatakan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam mencegah kematian dan kesakitan ibu hamil, melahirkan dan nipas semakin meningkat. “Hal ini ditandai dengan terbentuknya tabungan ibu bersalin (tabulin) dan dana sosial bersalin (dasolin), ambulan desa serta pondok sayang ibu dan lain-lain,” tuturnya.
            Menurut Kasri, GSI ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui program penurunan kematian ibu. “Dewasa ini ruang lingkup gerakan sayang ibu tidak lagi semata-mata terfokus pada penurunan kematian ibu, namun diharapkan gerakan sayang ibu berkembang,” ujar Kasri.
            Dia menambahkan, GSI meliputi beberapa program diantaranya peningkatan posisi penentuan dalam masyarakat, peningkatan derajat kesehatan perempuan terutama kesehatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya, mengurangi kematian ibu akibat kehamilan dan menurunkan kematian bayi.
            Sementara itu, Sri Jumiadatin, Ketua Tim Penilai menjelaskan, peserta GSI tahun ini diikuti oleh delapan kabupaten/kota se Kalbar. “Jadi kedelapan peserta ini akan kami terapkan penilaian dengan variabel-variabel yang juga kami nilai di sini,” jelas Sri.
            Lomba ini merupakan suatu upaya untuk mendorong dan memotivasi pelaksana-pelaksana di lapangan. “Artinya, bagaimana pokja pusat GSI di kabupaten/kota bekerja di kecamatan, di kelurahan dan lain sebagainya, bagaimana ibu-ibu PKK juga sharing pemikiran di dalamnya,” imbuhnya.
Dia berharap, melalui kegiatan ini nantinya tidak terjadi kematian ibu dalam kondisi hamil dan melahirkan atau dalam kondisi nipas yang sia-sia. Program GSI di kecamatan ini tidak hanya untuk mencegah kematian ibu hamil atau bayi tetapi juga dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kota Pontianak, Darmanelly mengungkapkan angka kematian ibu dan bayi di Kota Pontianak terendah di Kalbar dikarenakan didukung sarana dan prasarana yang memadai. “Juga didukung akses jalan yang memadai. Jadi, tidak ada alasan bagi ibu-ibu untuk datang ke layanan kesehatan,” katanya.
Dia menghimbau kepada ibu-ibu hamil yang terkendala masalah biaya melahirkan, bisa memanfaatkan Jaminan Persalinan (Jampersal) di layanan kesehatan pemerintah atau di layanan kesehatan swasta yang bekerja sama dengan pemerintah. (jm)

Hayati Makna Yang Terkandung Dalam Kurban

Kurban bukan hanya sekedar penyembelihan hewan akan tetapi bagaimana umat Islam menghayati makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini diungkapkan Walikota Pontianak, Sutarmidji usai melaksanakan Shalat Idul Adha, Minggu (6/10)  di halaman depan Makodam. Wakil Walikota Pontianak, Paryadi, jajaran Muspida dan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak serta masyarakat memenuhi seluruh lapangan untuk melaksanakan Shalat Idul Adha berjamaah.
            Sutarmidji menambahkan, dalam memaknai kurban setiap umat Islam hendaknya memerangi nafsu jahat yang ada pada diri masing-masing serta kembali kepada ajaran-ajaran yang dianjurkan Allah, SWT dan menjauhi larangan-laranganNya. “Saya berharap umat Islam di Kota Pontianak semakin memahami makna dari Hari Raya Idul Kurban ini dalam implementasi kehidupannya sehari-hari sehingga sikap toleransi, saling menghargai dan sikap saling menolong itu tetap tumbuh dalam hati sanubari mereka,” ujar Sutarmidji.
            Dia menambahkan, jumlah hewan kurban tahun ini meningkat dari tahun lalu. Tahun ini jumlah hewan kurban di Kota Pontianak terdiri dari 681 ekor sapi dan 682 ekor kambing. Sementara Pemkot Pontianak menyumbang 24 ekor sapi yang dikumpulkan dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
            Kendati daging kurban boleh diberikan kepada siapa pun, namun Sutarmidji mengingatkan agar pemberian daging kurban lebih mengutamakan fakir miskin. “Kalau diberikan kepada yang berhak itu lebih diutamakan, maka fakir miskin tidak akan ada. Terkecuali, mereka memang tujuannya untuk mengumpulkan daging kurban, pergi ke sana dan ke sini,” paparnya.
            Sementara itu, Khatib Shalat Id, Syarif dalam khutbahnya yang berjudul “Haji Itu Mengenal”, menjelaskan mengenal yang dimaksudkan adalah mengenal diri sendiri yang sedang terperangkap dalam manusia. “Dengan mengenal diri kita yang sebenar diri, kita mengenal Nur Allah yang sesungguhnya kita temui dalam berhaji,” jelas Syarif.
            Makna puncak perayaan Hari Raya Idul Adha menurutnya adalah ibadah kurban untuk menyembelih insan yang berwujud sifat kufur. “Itulah puncak makna Idul Adha, jika sifat-sifat kufur itu tetap bercokol maka tandanya kurban yang dilakukan tidak ditilik oleh Allah walau sebanyak apapun,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Walikota menyerahkan secara simbolis satu ekor sapi kepada pengurus Masjid Jami’. (jm)

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks