Pembangunan Kota Pontianak Maju Pesat

Pembangunan di Kota Pontianak dinilai sudah mencapai kemajuan yang luar biasa. Hal ini diungkapkan Walikota Pontianak, Sutarmidji saat membuka MTQ ke 24 Kota Pontianak, Jum’at (3/2) malam di halaman Kantor Camat Pontianak Barat. “Kenapa saya katakan luar biasa, ketika saya menjadi Walikota Pontianak Pendapatan Asli Daerah (PAD) kurang lebih Rp 60 an miliar, itu tiga tahun yang lalu. Nah, sekarang ini sudah mencapai Rp 206 miliar. Sehingga kalau bapak ibu tanya dari mana dana untuk bangun jalan, untuk bangun sekolah dan lainnya, dari PAD itulah yang kita lakukan,” ujar Sutarmidji.
Selain itu, lanjutnya lagi, di jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak juga telah melakukan efisiensi-efisiensi yang luar biasa. “Bahkan saya tahu, pegawai-pegawai itu marah dengan saya karena perjalanan dinasnya saya batasi, mau buat tim saya batasi. Padahal saya tidak mau ada yang tidak efisien, tidak mau ada yang mubazir, tidak mau ada yang tidak bermanfaat. Anggaran kita digunakan untuk kepentingan masyarakat Kota Pontianak,” paparnya.
Sutarmidji menjelaskan, pembangunan infrastruktur jalan di Kota Pontianak saat ini sedang dibenahi. Untuk Jalan Tabrani Ahmad apabila permasalahan pembebasan tanahnya selesai maka tahun ini juga pembangunan jalan ini bisa selesai hingga ujung jalan. Demikian juga Jalan Kom Yos Sudarso juga akan selesai dikerjakan perbaikannya.
Namun Sutarmidji membantah jika dikatakan pembangunan di wilayah Kecamatan Pontianak Barat dianakemaskan. “Kalau ada yang bilang Pontianak Barat dianakemaskan, lihat saja di Jalan Tabrani Ahmad itu jalannya masih rusak, begitu juga Jalan Kom Yos Sudarso,” tandasnya.
Untuk wilayah Pontianak Utara, Jalan 28 Oktober akan dinaikkan dan juga akan ada jalur lambat di sana. Wilayah Pontianak Timur, Jalan Tanjung Raya II pembangunan jalannya akan selesai hingga ke Parit Mayor.
Sementara itu, untuk sektor pendidikan, Pemkot berencana membangun satu Sekolah Dasar di SMP 16. Selain itu, tahun ini ditargetkan pembangunan SMK Pelayaran juga akan selesai. Pembangunan SMP Terpadu di wilayah Pontianak Selatan juga ditargetkan tahun ini akan selesai.  “Kita juga membangun kembali SMP 5 menjadi empat lantai supaya bisa lebih banyak menampung murid,” terangnya.
Menurutnya, masih banyak lagi pembangunan yang harus dilaksanakan. Dia berkomitmen untuk tetap melaksanakan pembangunan di Kota Pontianak demi kepentingan bersama. “Yang paling berat untuk dilaksanakan tapi harus dilaksanakan yakni pembangunan jalan paralel Sungai Jawi. Sekalipun bapak ibu yang tinggal di sana marah-marah, saya akan tetap lanjutkan jalan paralel Sungai Jawi,” tegasnya.
Walikota mengatakan, apa yang dilakukannya ini demi kepentingan masyarakat bersama, bukan untuk kepentingannya pribadi. “Coba saja liat nanti kalau jalan paralel Sungai Jawi sudah selesai, bapak ibu yang tinggal di sana baru bisa menikmati Sungai Jawi. Kalau sekarang, yang bisa dinikmati hanya jembatan, begitu menggunakan sampan melalui sungai kita tidak akan merasa nyaman karena ada ratusan jembatan yang dilewati. Kita akan buat Sungai Jawi jadi tempat wisata air,” paparnya.
Terkait Rumah Sakit Daerah Kota Pontianak, lanjutnya, ditargetkan akan mulai difungsikan mulai bulan Juli mendatang. Bahkan, beberapa waktu lalu, ada tim dari pusat yang ingin membantu peralatan untuk rumah sakit ini, ketika meninjau bangunan gedungnya, terpaksa harus merevisi bantuannya karena diluar perkiraan mereka. “Mungkin perkiraan mereka daerah membangun rumah sakit itu hanya sekedar membangun rumah sakit. Begitu mereka lihat bangunan rumah sakit kita, mereka kaget. Mereka harus merevisi lagi bantuannya karena perkiraan mereka sekitar Rp 10 sampai Rp 15 milyar cukup peralatannya. Ternyata begitu melihat bangunan gedung rumah sakit kita besar dan megah, perkiraan mereka meleset,” pungkasnya. (jm)

Qori Qoriah MTQ Berprestasi Jadi PNS

Sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan bagi qori dan qoriah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang telah mengharumkan nama Kota Pontianak, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak telah merekrut beberapa qori dan qoriah sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkot Pontianak. “Beberapa diantara qori dan qoriah sudah kita rekrut sebagai pegawai negeri di jajaran Pemkot Pontianak. Ini merupakan suatu perhatian khusus dari Pemkot,” ujar Walikota Pontianak, Sutarmidji saat membuka MTQ ke-24 Kota Pontianak, Jum’at (3/2) malam di halaman Kantor Camat Pontianak Barat.
            Dia berharap, Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Pontianak terus memantau para qori dan qoriah yang ikut serta mengharumkan nama Kota Pontianak dalam MTQ sehingga jika ada yang mungkin bisa diterima dijajaran Pemkot Pontianak, baik itu perusahaan daerah maupun PNS perlu mendapat perhatian. “Penghargaan seperti itu sangat bermanfaat bagi mereka dibandingkan dengan materi yang kita berikan,” katanya.
            Sebagai bentuk penghargaan bagi para peserta yang mendapat gelar juara MTQ ke-24  Kota Pontianak ini, lanjutnya lagi, dana yang disiapkan dua kali lipat lebih besar dari MTQ sebelumnya.
            Walikota mengatakan, dirinya sependapat dengan LPTQ untuk membentuk sekretariat bersama lembaga-lembaga keagamaan yang lokasinya terletak di dekat Gedung LPTQ. “Dari sisi anggaran, mudah-mudahan tahun depan bisa kita laksanakan pembangunannya. Saya berkeinginan punya sekretariat bersama organisasi keagamaan, mudah-mudahan ini bisa kita wujudkan secepatnya,” tuturnya.
            Selain itu, bertepatan momentum MTQ ini, Sutarmidji mengajak umat Islam untuk merefleksikan diri supaya menjadikan Al Quran maupun hadits-hadits Rasulullah serta sumber hukum Islam lainnya sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari dalam segala bidang.
            Dalam kondisi sekarang ini, menurutnya, anak-anak perlu mendapat perhatian khusus terutama dalam pemahaman terhadap ajaran agama Islam. “Mudah-mudahan kita bisa dan kita semakin berupaya untuk tahu tentang apa yang dilakukan anak-anak kita. Dasar keagamaan harus kita tanamkan sejak dini agar mereka bisa tumbuh menjadi anak yang bisa memfilter terhadap kemajuan ilmu dan teknologi karena tanpa pemahaman ajaran agama yang baik, sulit bagi anak untuk memfilter kemajuan ilmu dan teknologi,” tegasnya.
            Walikota juga sangat berharap para qori dan qoriah Kota Pontianak bisa berkiprah di tingkat nasional maupun internasional karena masyarakat sangat merindukan adanya penghargaan tingkat nasional dan internasional yang diraih para qori dan qoriah Kota Pontianak khususnya, dan Kalimantan Barat umumnya. “Mudah-mudahan, LPTQ Kota Pontianak, LPTQ Provinsi Kalbar bisa mewujudkan kerinduan masyarakat Kalbar, masyarakat Kota Pontianak akan penghargaan tingkat nasional maupun internasional,” pungkasnya.
Pelaksanaan MTQ ke 24 Kota Pontianak ini digelar mulai tanggal 3 sampai 7 Februari di halaman Kantor Camat Pontianak Barat. MTQ ini sekaligus seleksi untuk tingkat provinsi yang akan dilaksanakan di Melawi, April mendatang. Jumlah keseluruhan peserta yakni sebanyak 159 orang terdiri dari Kecamatan Pontianak Barat sebanyak 29 peserta, Pontianak Timur 23 peserta, Pontianak Utara 32 peserta, Pontianak Tenggara 21 peserta, Pontianak Kota 25 peserta dan Pontianak Selatan 29 peserta. (jm)

Pengelola PLAT Harus Pandai Berinovasi

Untuk meningkatkan upaya-upaya pencegahan dan penanganan masalah kesejahteraan sosial anak secara terintegrasi dan mewujudkan pemenuhan hak dasar anak dan perlindungan sosial anak dari keterlantaran, eksploitasi, diskriminasi dan tindak kekerasan fisik, psikis maupun tindak kekerasan seksual, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mendirikan Pusat Layanan Anak Terpadu (PLAT) yang terletak di belakang Kantor Polsek Pontianak Kota, Jalan Ampera. “Pengelola PLAT harus pandai berinovasi, bagaimana meningkatkan dan membinanya. Jangan terpaku pada SOP yang sudah ditetapkan, kalaupun ada SOP tetapi kita tetap perlu berinovasi. Dan yang paling penting adalah koordinasi dengan semua pihak yang berkaitan dengan anak,” ujar Walikota Pontianak, Sutarmidji saat meresmikan gedung PLAT Kota Pontianak, Selasa (31/1).
            Dia juga minta kepada Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pontianak, Syaiful Rahman untuk melibatkan semua pihak yang konsen terhadap persoalan anak. “Saya minta Pak Syaiful, libatkan semua komponen yang peduli terhadap anak. Jadi anak yang kita tangani itu tidak harus dipindahkan ke sini (PLAT), tetapi harus ada kegiatan atau tindakan nyata untuk menangani permasalahan ini,” katanya.
            Menurut Sutarmidji, dalam menangani persoalan anak selalu berkaitan dengan kondisi orang tua si anak. Jika kondisi orang tuanya tidak mungkin memberikan perbaikan-perbaikan mutu pendidikan kepada anak, maka perlu ditangani dengan tetap memperhatikan hak-hak anak itu. Untuk itu juga perlu dilakukan pembinaan yang memadai terhadap anak agar bisa mandiri. “Sehingga nantinya di PLAT ini harus dilengkapi dengan keterampilan apa saja yang mampu dilakukan oleh anak,” ungkapnya.
            Selain itu, Sutarmidji juga minta agar penanganan permasalahan anak melibatkan tokoh masyarakat maupun tokoh agama untuk memberikan pencerahan tentang pemahaman anak terkait ilmu agama. “Itu juga paling penting, yang jelas penanganannya harus terpadu dengan baik,” tegas dia.
            Walikota prihatin karena ada orang tua yang menyuruh anak-anaknya untuk mengemis di jalanan. “Saya minta kategori anak jalanan jangan salah. Saya rasa di Pontianak belum ada anak jalanan. Kalau anak disuruh jalan-jalan tiap hari oleh orang tuanya untuk minta-minta atau mengemis ada. Tapi kalau anak jalanan tidak ada, saya pastikan itu,” pungkasnya.
            Dia berharap, dengan adanya PLAT ini Pontianak sebagai Kota Layak Anak, betul-betul bisa memberikan ruang segala kebutuhan yang berkaitan dengan anak, dari yang bermasalah dengan hukum sampai dengan masalah sosial. (jm)

Tujuh Unit Monet Untuk Kota Pontianak

Sebanyak tujuh unit Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) atau lebih dikenal dengan mobil internet (monet) diterima Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Monet ini merupakan bantuan dari pemerintah pusat (Kementerian Komunikasi dan Informatika) melalui Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar). Bantuan monet ini diserahkan secara simbolis oleh Gubernur Kalbar, Cornelis kepada Wakil Walikota Pontianak, Paryadi, Senin (30/1) saat upacara bendera memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Pemprov Kalbar yang ke 55 di halaman Kantor Gubernur.
            Menurut Paryadi, bantuan monet ini akan diaktifkan mulai dari tingkat kecamatan hingga kelurahan yang ada di Kota Pontianak. “Masing-masing mobil ini ada beberapa alat untuk bisa dimanfaatkan, bisa sebagai sarana edukasi, pelatihan kepada masyarakat maupun bagi pelajar,” ujar Paryadi di ruang kerjanya.
            Secara teknis, lanjut dia, untuk penggunaan monet di kalangan pelajar akan dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan Kota Pontianak. “Mudah-mudahan dengan monet ini semakin membuka akses kepada masyarakat Pontianak terhadap teknologi informasi,” tuturnya.
Monet ini dirancang untuk menampung seluruh paket yang berisi Very Small Aperture Terminal (VSAT), yakni teknologi komunikasi satelit yang memungkinkan seluruh tempat untuk mendapatkan akses internet tanpa kecuali, notebook, server, UPS, DVD player, TV LCD, dan genset sebagai penyedia energi listrik. Monet dapat melayani seluruh kabupaten/kota dengan mobilitas terbatas. Layanan internet keliling ini juga dapat digunakan oleh sekolah atau instansi pemerintah di kabupaten/kota.
            Dia menjelaskan, tingkat kepedulian dan penggunaan masyarakat terhadap teknologi informasi atau information technology (IT) di Kota Pontianak cukup besar. Kendati demikian, dia berharap dengan tersedianya monet ini akan lebih memperluas jangkauan bagi masyarakat yang selama ini belum tersentuh IT atau masih terbatas dalam menggunakan IT.
            Paryadi menilai, daerah-daerah pinggiran yang akses wilayahnya sulit terjangkau juga merupakan salah satu faktor minimnya penggunaan IT oleh masyarakat di daerah tersebut. “Nah, daerah-daerah yang akan kita jangkau seperti di Pontianak Utara, misalnya Batu Layang ke dalam atau di daerah Jalan Selat Panjang ke dalam,” ungkap Wakil Walikota.
            Meskipun di Kota Pontianak masyarakat pengguna IT jumlahnya cukup besar namun masih ada sebagian masyarakat yang belum memahami IT karena terkendala faktor usia. “Karena usianya sudah tua sehingga enggan untuk menggunakan teknologi informasi,” tambahnya.
            Paryadi menekankan, penggunaan IT harus bermanfaat dan mempunyai nilai edukasi bagi masyarakat. “Yang paling penting, bagaimana menjadikan teknologi informasi ini sehat dan produktif bagi masyarakat. Artinya sehat, IT ini digunakan untuk ilmu pengetahuan sedangkan produktif artinya membuat masyarakat lebih kreatif dalam pandangan, pola pikir maupun kemampuan termasuk dalam konteks ekonomi,” pungkasnya. (jm)

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks