Teten Puji Komitmen Walikota Berantas Korupsi

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Transparansi Internasional Indonesia (TII), Teten Masduki memuji kepemimpinan Walikota Pontianak, Sutarmidji dalam mempelepori pakta integritas di Kalimantan. “Dengan komitmen Pak Walikota di sini, saya melihat ini sebuah pioneering di Kalimantan untuk memulai pakta integritas ini,” ujar Teten dalam acara penandatanganan pakta integritas di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Rabu (28/12) di Aula Sultan Syarif Abdurrahman Kantor Walikota. Penandatanganan ini dilakukan secara bersama oleh Walikota Pontianak, Sekjen TII dan Ketua DPRD Kota Pontianak, Hartono Azas dan dihadiri seluruh jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Pontianak.
            Pakta integritas merupakan suatu bentuk kesepakatan tertulis mengenai tranparansi dan pemberantasan korupsi dalam pengadaan barang dan jasa barang publik melalui dokumen-dokumen yang terkait, yang ditandatangani kedua belah pihak, baik sektor publik maupun penawar dari pihak swasta. Pelaksanaan dari pakta tersebut dipantau dan diawasi baik oleh organisasi masyarakat madani maupun oleh suatu badan independen dari pemerintah atau swasta yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tersebut atau yang memang sudah ada dan tidak terkait dalam proses pengadaan barang dan jasa itu. “Komponen penting lainnya dalam pakta ini adalah mekanisme resolusi konflik melalui arbitrasi dan sejumlah sanksi yang sebelumnya telah diumumkan atas pelanggaran terhadap peraturan yang telah disepakati yang berlaku bagi kedua belah pihak,” ujar Teten.
            Teten menilai, dalam suatu bangsa yang korup untuk meretas korupsi yang sangat sistemik itu dimulai dengan championship atau kepeloporan dari pemimpinnya. “Nah, inilah yang disebut konsep the island of integrity. Artinya, meskipun secara nasional korup tapi sebenarnya kita bisa bikin pulau-pulau yang bebas korupsi dan dengan otonomi daerah ini paling memungkinkan,” ungkapnya.
            Namun menurut dia, komitmen dari Walikota ini dalam jangka panjang harus bisa menjadi komitmen lembaga atau bersama karena pakta integritas dalam beberapa catatan dan penelitian, keberhasilan kepala-kepala daerah dalam menciptakan pulau-pulau integritas di sebuah negara bisa runtuh jika pengganti kepala daerah berikutnya komitmennya tidak setinggi yang memulai atau si pioneer itu.  “Nah, bisa saja karena rekrutmen politiknya kotor dan lain sebagainya tidak menjamin sistem yang sudah dibangun itu akan langgeng,” tuturnya.
            Dia menambahkan, dalam membangun komitmen bersama ini juga perlu memperkuat partisipasi warga masyarakat di dalam perencanaan dan penganggaran dalam sebuah daerah.
            Supaya komitmen ini berkelanjutan dan menjadi komitmen lembaga atau institusi, benefit atau manfaat dari seluruh program harus bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. “Sebab jika benefit atau benefitiary dari seluruh program ini bisa langsung dirasakan oleh masyarakat, pengganti berikutnya tidak akan berani mengganggu ini karena akan kehilangan pengaruh dalam masyarakat,” paparnya.
            Sementara itu, Sutarmidji memastikan penggunaan dana APBD semakin hari semakin efektif. Begitu juga dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD), saat awal dirinya menjadi Walikota sebelumnya hanya Rp 54 miliar, namun tahun 2012 ini sudah mencapai Rp 204 miliar tanpa harus menerapkan pajak atau retribusi baru. “Jadi dalam waktu tiga tahun ini dari Rp 54 miliar bisa menjadi Rp 200 miliar lebih tanpa kita harus dengan pajak baru, retribusi baru bahkan kita menghapus banyak sekali perizinan. Ini untuk intensifikasi dan menekan angka kebocoran,” katanya.
            Selain itu, kepala SKPD yang tidak mencapai target yang diinginkan, juga akan dirolling atau mutasi. Untuk memutasi atau merolling kepala SKPD yang tidak mencapai target yang diinginkan, dirinya tidak perlu menunggu terlalu lama karena tidak ingin SKPD bersangkutan menjadi korban akibat kinerja kepala SKPD yang tidak mampu. “Lebih baik saya mengganti kepala SKPD itu dari pada SKPD tersebut yang menjadi korbannya,” tukasnya.
            Terkait dana bantuan sosial (bansos), Sutarmidji menegaskan, tidak satu pun dana bansos itu yang menyimpang atau untuk kepentingan dirinya sebagai kepala daerah. “Kalau bicara kepentingan saya, saya tidak akan kurangi jumlah bansos itu. Sebelum saya, bansos di APBD itu Rp 48 miliar, sekarang yang benar-benar bansos itu tidak lebih dari Rp 6 miliar,” pungkasnya.
            Dia berharap, seluruh jajaran SKPD benar-benar melaksanakan apa yang ada dalam modul pakta integritas serta melakukan perbaikan-perbaikan. “Jangan selalu merasa pesimis, kita harus selalu optimis untuk capaian-capaian yang ingin kita buat,” pesannya. (jm)

100 Petugas Fardhu Kifayah Terima Bantuan

Sebanyak 100 orang petugas fardhu kifayah se Kota Pontianak, Selasa (13/12) menerima bantuan berupa uang transportasi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Penyerahan bantuan ini digelar di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Walikota, diserahkan secara simbolis oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra, Kasri Sukirno. Bantuan ini diberikan untuk satu tahun terhitung mulai bulan Januari hingga Desember 2011 sebesar Rp 1,8 juta per orang. Sumber dana berasal dari APBD Pemkot Pontianak.
            Menurut Kasri, di Kota Pontianak terdapat beberapa kelompok fardhu kifayah yang dibentuk masyarakat melalui pengurus masjid dan surau. “Ini merupakan upaya masyarakat untuk melaksanakan kewajiban bagi orang yang masih hidup terhadap setiap orang yang telah meninggal dunia, sebagai upaya mendukung pemerintah dalam memberikan pelayanan fardhu kifayah kepada masyarakat Kota Pontianak,” ujarnya.
            Pemkot Pontianak mulai tahun 2011 ini mengucurkan bantuan berupa uang transportasi kepada petugas fardhu kifayah se Kota Pontianak sebanyak 100 orang. Berdasarkan data yang ada, jumlah petugas fardhu kifayah di enam wilayah kecamatan sebanyak 298 orang. “Mudah-mudahan bantuan ini setiap tahunnya dapat kita tingkatkan jumlah penerimanya sehingga dapat mengakomodir semua petugas fardhu kifayah yang telah melaksanakan pengabdiannya kepada masyarakat di Kota Pontianak,” harapnya.
            Dia juga berharap, bantuan yang diberikan ini dapat mempunyai nilai manfaat dan memberikan motivasi, semangat pengabdian dalam melayani masyarakat untuk meraih keridhoan Allah, SWT.
            Sementara itu, Kepala Bagian Kesra dan Kemasyarakatan Sekretariat Daerah Kota Pontianak, Ade Halida, mengungkapkan, bantuan transportasi bagi petugas fardhu kifayah untuk tahun anggaran 2012 mendatang akan diberikan secara semester atau enam bulan sekali sebesar Rp 900 ribu per semester. “Jadi, setiap enam bulan sekali bapak ibu akan menerima bantuan sebesar Rp 900 ribu per orang,” katanya.
            Bantuan kepada petugas fardhu kifayah ini sebagai bentuk penghargaan dan pembinaan Pemkot terhadap kegiatan petugas fardhu kifayah yang telah memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang telah meninggal dunia dalam memenuhi syariat Agama Islam. (jm)

Dirtek PDAM Harus Turun ke Lapangan

Walikota Pontianak, Sutarmidji, Jum’at (9/12) melantik Afandi sebagai Direktur Teknik (Dirtek) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Rudy Enggano sebagai Dewan Pengawas Bank Perkreditan Rakyat (BPR) PD Bank Pasar di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Walikota.
            Kepada Dirtek PDAM yang baru dilantik, Sutarmidji meminta supaya rutin turun ke lapangan untuk melihat dan menindaklanjuti keluhan-keluhan masyarakat terkait pelayanan air PDAM. “Jadi Pak Afandi harus sering di lapangan. Kalau direktur teknik itu tiap hari pakai dasi dan jas, itu bukan direktur teknik. Kalau perlu direktur teknik itu pakai pakaian lapangan. Tidak perlu di kantor, saudara keliling saja di mana tempat-tempat yang rawan atau yang ada keluhan dari masyarakat,” ujar Sutarmidji.
Dia juga meminta PDAM untuk memberikan pelayanan yang lebih baik. “Saluran telepon untuk keluhan pelayanan diperbanyak. Kalau perlu buat kerja sama dengan media untuk keluhan apa saja dari masyarakat terkait pelayanan air PDAM. Kalau orang mau marah, biar saja mereka marah yang penting keluhan-keluhan itu segera direspon,” ucapnya.
            Walikota tak henti-hentinya menekankan kepada PDAM agar meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta kualitas air bersih juga turut ditingkatkan. “Walaupun sudah cukup baik tapi saya merasa belum puas karena masih bisa kita tingkatkan lagi,” tuturnya.
            Menurut dia, dari sisi usaha PDAM sudah baik. Artinya, dari yang sebelumnya rugi, sekarang sudah bisa membukukan keuntungan atas kerja keras semua pihak termasuk dewan pengawas dan direksi serta jajaran PDAM. “Memang dari 77 ribu pelanggan PDAM, misalnya saja ada keluhan sekitar dua hingga lima persen, saya masih toleran. Tapi jangan tidak ditanggapi keluhan-keluhan itu,” timpalnya.
            Sutarmidji berharap, upaya PDAM untuk peningkatan kualitas dan produksi menjadi perhatian bersama untuk capaian Millennium Development Goals (MDG’s) 2015. “Capaian itu kita harus kejar 80 persen cakupan pelayanan. Maksudnya, saya sudah berikan kebebasan PDAM untuk melakukan langkah-langkah demi perbaikan kualitas PDAM. Yang saya minta cuma tuntutan pelayanan kepada masyarakat semakin hari semakin baik, itu saja,” paparnya.
            Begitu juga kepada Dewan Pengawas Bank Pasar, dia menilai dari sisi usaha yang dijalankan BPR Bank Pasar masih belum sesuai karena melayani kredit dengan jangka waktu panjang, artinya lebih dari dua tahun. “Harusnye BPR itu tidak melayani kredit yang lebih dari satu tahun dan tidak melayani kredit yang jumlahnya melebihi,” terangnya.
            BPR, menurut Sutarmidji, seharusnya melayani kredit untuk pedagang kecil karena dinilainya tingkat kemacetan kreditnya sangat kecil. “Saya ambil contoh misalnya, Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu bunganya cukup besar, lebih dari 15 persen. Tapi bisa terlaksana dengan tingkat kemacetan yang sangat kecil. Kenapa BPR tidak bisa seperti itu,” jelasnya.
            Untuk itu, dia meminta pegawai BPR Bank Pasar rutin turun ke pasar-pasar, khususnya pasar tradisional untuk mengelola kredit yang ada bagi pedagang-pedagang kecil. “Kios kita punya banyak di sana. Jadi saudara bisa lakukan usaha di sana,” pungkasnya. (jm)
 

Pemkot Giat Tingkatkan Pelayanan Publik

Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dinilai telah melakukan peningkatan yang signifikan dalam sektor pelayanan publik. Hal ini diungkapkan Bambang Anom, Asisten Deputi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Rabu (7/12) di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Walikota, usai mendengar ekspose dari Pemkot Pontianak terkait sektor pelayanan publik.
            Bambang menuturkan, kedatangan pihaknya ke Kota Pontianak dalam rangka mendukung keinginan aparatur Pemkot Pontianak dan masyarakat terutama dalam membangun peningkatan sektor pelayanan publik. Karenanya, dia pun mengusulkan Pemkot agar dilakukan penilaian terhadap pelayanan publik di Kota Pontianak. “Nah, setelah diteliti, baik dari data-data dan masukan-masukan dalam pertemuan tadi, ada peningkatan signifikan dalam pelayanan publik di Kota Pontianak,” ujar Bambang.
            Dia menilai, ada beberapa keunggulan dan inovasi-inovasi yang diterapkan Pemkot dalam peningkatan pelayanan publik. Terobosan inovasi-inovasi itu atas dasar kesulitan yang dihadapi dalam pelayanan publik seperti dalam pelayanan air minum, pelayanan terpadu satu pintu, sekolah internasional dan lain sebagainya.
            Pelayanan publik merupakan sektor yang sangat vital dalam kaitannya menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari keruntuhan karena apabila pelayanan publik tidak bagus maka berdampak terhadap kemerosotan negara.
            Bambang mendukung dan memberikan apresiasinya terhadap keinginan Pemkot untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam memberikan pelayanan yang baik. “Artinya, meskipun seandainya Walikota tidak menjabat lagi namun hal itu harus semakin ditingkatkan,” tutur dia.
            Dia menekankan, hal yang perlu ditingkatkan Pemkot adalah koordinasi internal sehingga bisa mencapai sebagai kota terunggul dalam pelayanan publik karena koordinasi merupakan faktor keberhasilan pelayanan publik.
            Senada dengan yang disampaikan Bambang, Walikota Pontianak, Sutarmidji minta kepada SKPD-SKPD yang ada kaitannya dengan perizinan selalu meningkatkan koordinasi. “Jangan sampai SKPD-SKPD yang ada kaitannya dengan perizinan merasa kewenangannya dikurangi karena sudah ada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T),” kata Sutarmidji.
            Dia membantah, jika kewenangan SKPD-SKPD yang ada kaitannya dengan perizinan dikurangi karena tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Bahkan satu pekerjaan itu akan ringan kalau itu bisa dikoordinasikan dengan baik. Tanpa koordinasi maka pelayanan itu tidak maksimal,” terangnya.
            Menurut dia, hal ini harus tersistem tanpa memandang siapapun walikota yang akan menjabat nantinya karena apabila sistem ini sudah jalan maka siapapun walikota yang menjabat nantinya semua akan berjalan dengan baik. “Tinggal bagaimana kita memberikan pelayanan yang betul-betul, bukan bicara untuk kepentingan pribadi atau golongan,” tukasnya.
            Dalam pelayanan publik, Sutarmidji tidak menginginkan adanya diskriminasi maupun kepentingan pribadi atau golongan. “Saya tidak berharap adanya penghargaan ini itu. Yang jelas kalau saya lebih senang sepanjang masyarakat menganggap ada perubahan atau kenyamanan dalam pelayanan, itu sudah merupakan penghargaan yang paling memuaskan bagi saya,” pungkasnya. (jm)

Guru-guru Brunei Darussalam Kunjungi Pontianak

Rombongan persatuan guru-guru asal Brunei Darussalam, Selasa (6/12) malam, melakukan lawatan yang diterima secara resmi oleh Wakil Walikota Pontianak, Paryadi di Aula rumah jabatannya. “Lawatan ini membuktikan bahwa selain untuk mempererat tali silaturrahmi juga memberikan kepercayaan bagi masyarakat luar bahwa Kota Pontianak khususnya dan Kalimantan Barat umumnya cukup baik,” ujar Paryadi mengawali sambutannya dihadapan guru-guru Brunei Darussalam dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Pontianak. Kunjungan persatuan guru-guru Brunei Darussalam ini untuk mengikuti pertandingan persahabatan bulu tangkis dengan PGRI.
            Menurut dia, antara masyarakat Brunei Darussalam dan Indonesia, khususnya masyarakat Kota Pontianak, tidak ada permasalahan karena hubungan yang terjalin antara masyarakat kedua negara cukup akrab. “Apalagi guru-guru baik yang ada di Brunei maupun di sini bisa menjadi penyambung, saling bertukar pikiran dan memberikan masukan,” tuturnya.
            Paryadi mengakui, negara Brunei Darussalam sebagai negara yang termasuk makmur dalam perekonomian, banyak hal yang bisa dipelajari dari negara itu diantaranya bagaimana membangun peranan masyarakatnya.
            Dia berharap, dengan terjalinnya hubungan yang baik antara guru-guru baik dari Brunei Darussalam maupun PGRI bisa memperkuat, terutama dalam membangun intelektual bangsa.
            Paryadi juga mengajak para investor yang ada di Brunei Darussalam, untuk berinvestasi di Kota Pontianak sebagai kota perdagangan dan jasa. “Kita mengundang melalui rombongan yang hadir pada malam ini, apabila punya mitra-mitra bisnis untuk membangun Kota Pontianak dengan berinvestasi di sini khususnya dalam bidang perdagangan dan jasa,” katanya.
            Sementara itu, Ketua Rombongan Persatuan Guru-guru Brunei Darussalam, Antin mengungkapkan rasa senang dan terharunya dengan sambutan Pemerintah Kota Pontianak atas kunjungan sekaligus pertandingan persahabatan bulu tangkis antar kedua negara. “Saya merasa terharu karena sebenarnya Bapak Wakil Walikota ada tugas ke daerah namun beliau bersedia dan meluangkan waktunya untuk menerima kunjungan kami ke sini,” ungkap Antin.
            Dia menambahkan, kunjungan rombongan yang terdiri dari guru-guru Brunei Darussalam ini bertujuan untuk mempererat tali silaturrahmi, khususnya dengan warga PGRI serta menjalin keakraban melalui pertandingan persahabatan bulu tangkis antar guru-guru kedua negara. (jm)

Jangan Diskriminasi Penderita HIV/AIDS

Wakil Walikota Pontianak, Paryadi menilai, penanggulangan HIV/AIDS bukanlah pekerjaan yang mudah di tengah stigma dan persepsi negatif terhadap orang-orang yang terkena HIV/AIDS. Pasalnya, banyak masyarakat yang menjauhi serta menghindari penderita virus yang mematikan ini. “Ini perlu disadari dan diberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak melakukan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS. Mereka juga butuh perhatian dari kita,” ujar Paryadi saat membuka pertemuan stakeholder kecamatan dalam rangka membangun komitmen pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, Selasa (6/12) di aula rumah jabatan Wakil Walikota.
            Menurut Paryadi, penularan HIV/AIDS tidak hanya unsur kesengajaan melalui perilaku seksual, penyalahgunaan narkoba dengan jarum suntik, namun bisa saja melalui tranfusi darah atau sebab-sebab lainnya. “Untuk itu, perlu diberikan pemahaman atau informasi terkait HIV/AIDS di masyarakat,” tuturnya.
            Petugas di kelurahan-kelurahan yang terdekat dengan masyarakat, kata dia, bisa memberikan pemahaman maupun informasi secara utuh sebagai upaya dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
            Jumlah penderita HIV di Kota Pontianak sebanyak 1.588 orang, sedangkan AIDS sebanyak 860 orang. Jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak itu merupakan bagian dari masyarakat Kota Pontianak karenanya melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pontianak berupaya menolong para penderita HIV/AIDS ini.
            Dia menambahkan, upaya penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS ini tidak bisa dilakukan secara parsial, tetapi harus dilakukan secara menyeluruh dan intensif sehingga penularannya bisa diminimalisir. “Masyarakat diharapkan lebih mengenali bahaya HIV/AIDS. Dengan demikian, mereka dapat melindungi diri dari infeksi penyakit tersebut,” pungkasnya. (jm)

Wujudkan Pontianak Sebagai Cyber City

Kota Pontianak akan segera mewujudkan kota berbasis teknologi informasi atau yang lebih dikenal dengan Information Technology (IT) di segala sarana prasarana yang ada sehingga membantu dalam pembangunan daerah ini.
Wakil Walikota Pontianak, Paryadi mengatakan, Kota Pontianak memiliki potensi besar dalam mengembangkan sarana prasarana berbasis IT. “Terbukti sebanyak 50 persen pengguna IT dari jumlah masyarakat di Kota Pontianak,” ujar Paryadi, Sabtu (3/12) pada kegiatan Diskusi Peran IT Dalam Menunjang Pembangunan Daerah di aula rumah jabatan Wakil Walikota.
Menurutnya, Kota Pontianak harus menjadi garda terdepan pengembangan daerah dengan IT yang canggih dan tidak hanya menjadi seorang pengguna, namun juga memiliki kontribusi serta berperan langsung dalam mengembangkan pontensi IT di kota ini. “Tujuan digelarnya kegiatan diskusi ini untuk membuka pemikiran orang-orang yang berkecimpung di dunia IT supaya mengembangkan potensi yang ada sehingga memajukan daerah ini,” ungkapnya.
Paryadi berharap, Kota Pontianak memiliki cyber city yang di gagas oleh masyarakat Kota Pontianak yang ahli di bidang IT, sehingga kedepannya forum atau diskusi seperti ini kembali akan digelar untuk membicarakan program ini. “Jika memiliki konsep yang baik, kita menargetkan cyber city di Kota Pontianak dalam satu atau dua tahun mendatang bisa terealisasi dengan baik,” katanya.
Untuk  pembelajaran mengenai ilmu IT di masyarakat, kata dia, juga harus masuk di kalangan pelajar-pelajar di Kota Pontianak agar tumbuh regenerasi yang bisa berperan langsung dalam pembangunan daerah. “Ruang lingkup Pemerintah Kota Pontianak sendiri juga telah menggunakan IT dalam menjalankan program pemerintah, seperti bidang keuangan, pelelangan dan  pelayanan publik yang semuanya dilakukan secara online, termasuklah pembuatan e-KTP,” tutupnya. (jm)

Tower Operator Seluler Tak Kantongi Izin Disegel

Sebuah tower Base Transceiver Station (BTS) milik operator seluler yang berada di atas salah satu gedung di Kompleks Ruko Sentra Bisnis A Yani, Jum’at (2/12) disegel oleh Tim Penertiban Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Pasalnya, tower BTS yang didirikan itu tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tower. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain.
Menurut Kepala Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Pontianak, Uray Indra mengatakan, penyegelan ini dilakukan sebagai tahap awal agar operator bersangkutan segera mengurus IMB towernya. “Tower ini tidak ada IMB nya makanya kita tertibkan. Kalau dalam jangka waktu tertentu mereka tidak mengurus perizinannya setelah penyegelan dan diterimanya surat peringatan dari kita, maka towernya yang akan segera kita bongkar,” ujarnya.
Namun, lanjut Uray, konsekuensi akibat dari pembongkaran tower ini jika dilakukan oleh pihaknya yakni material tersebut menjadi milik Pemkot karena tidak memiliki izin. Tetapi jika pihak operator yang bersedia membongkat tower miliknya maka materialnya tetap menjadi milik operator bersangkutan.
Dia menjelaskan, rata-rata tower yang ada di Kota Pontianak telah memiliki IMB. Dari data yang ada, jumlah tower di Kota Pontianak sekitar 130-an. Dari jumlah itu, tower yang telah mengantongi IMB sebanyak hampir mencapai 100.
Diakuinya, pihaknya kesulitan mendeteksi tower-tower operator seluler yang letaknya berada di atas gedung. Untuk itu, penertiban yang dilakukan ini sebagai langkah awal terhadap tower-tower yang tidak memiliki IMB dan selanjutnya akan terus dilakukan penertiban bagi tower-tower tidak berizin. “Kita akan panggil pemilik atau perusahaan yang bertanggung jawab terhadap tower yang didirikan. Kita juga akan mendata tower-tower mana saja milik operator yang mengantongi izin,” terangnya.
Kendati belum ada pembatasan untuk mendirikan tower operator seluler ini, namun Uray mengingatkan agar tower yang ada harus memiliki izin. Dia menilai, untuk mendirikan tower operator seluler sangat spesifik karena ada beberapa aspek yang harus dipenuhi terkait titik-titik sinyal di mana bisa dibangun tower. “Ada keinginan kita untuk mengaturnya dalam bentuk tower bersama. Jadi, nantinya ada perusahaan yang mendirikan tower bersama kemudian operator-operator yang ada bisa menyewa dengan perusahaan pemilik tower bersama tersebut. Jadi tanggung jawab maintenance dan segala macam ada pada perusahaan yang mendirikan tower bersama itu,” jelasnya.
Selain itu, Tim Penertiban ini juga menyegel salah satu sarang walet yang berada di salah satu gedung ruko yang bersebelahan dengan tower yang disegel. Ruko yang letaknya di samping A Yani Mega Mall ini disegel dengan spanduk berwarna merah yang bertuliskan bahwa tower itu tidak memiliki IMB tower, perusakan dan penghilangan pengumuman itu dikenakan sanksi pidana sesuai dengan pasal 219 KUHP. (jm)

Ciptakan Opini Yang Baik di Masyarakat

Sebanyak 736 Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Kamis (1/12) pagi menerima penghargaan Satyalancana Karya Satya yang dituangkan dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia. Satyalancana Karya Satya adalah sebuah tanda penghargaan yang diberikan kepada anggota Korps Pegawai Negeri Republik Indonesia (Korpri) yang telah berbakti selama 10 atau 20 atau 30 tahun lebih secara terus menerus dengan menunjukkan kecakapan, kedisiplinan, kesetian dan pengabdian sehingga dapat dijadikan teladan bagi setiap pegawai lainnya.
            Penghargaan Satyalancana Karya Satya ini diserahkan secara simbolis oleh Walikota Pontianak, Sutarmidji kepada PNS yang telah berbakti selama 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun lebih.
            Sutarmidji berharap, setiap PNS bisa memberikan opini yang baik di masyarakat. Pasalnya, dia tidak menginginkan akibat ulah segelintir orang sehingga opini negatif berkembang di masyarakat dan perlu dievaluasi kembali. “Sebagai PNS, tunjukkan contoh yang baik bagi masyarakat,” ujar Sutarmidji.
            Dia juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada PNS di jajaran Pemkot Pontianak karena dengan jumlah rasio antara PNS dengan penduduk kota 1 berbanding 1,2. “Artinya, PNS di Kota Pontianak dengan urusan wajib dan urusan pilihan, kita bisa efisien dan efektif memaksimalkan fungsi dan peran PNS,” tuturnya.
            Selain itu, Pemkot Pontianak juga telah banyak menerima penghargaan diantaranya terakhir indeks integritas nasional di Kota Pontianak menduduki peringkat keenam dengan nilai 7,54. “Ini merupakan suatu prestasi bapak ibu sebagai PNS yang memberikan pelayanan publik kepada masyarakat,” imbuhnya.
            Diakuinya, urusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sudah tidak ada pungutan liar (pungli) lagi, kendati masih ada satu atau dua kasus yang melakukannya. “Dan saya nanti akan buat aturan mulai 1 Januari 2012, kalau ada masyarakat yang bisa laporkan ke saya pungutan untuk urusan KTP dan KK, saya akan berikan hadiah Rp 1 juta kepada yang bersangkutan,” tukasnya.
            Begitu pun dengan urusan Surat Tempat Izin Usaha (SITU), siapa pun yang bisa memberikan laporan yang lengkap terkait pungli SITU dan perizinan lainnya, dirinya akan memberikan lima kali lipat dari jumlah retribusi yang dibayarkan bersangkutan.
            Walikota berkomitmen, untuk menghapuskan dan tidak mentolerir segala pungli dalam pelayanan publik karena dirinya menginginkan pelayanan-pelayanan itu tidak ada pungli sama sekali. “Pokoknya kita ciptakan Pontianak itu nol persen dari pungli,” pungkasnya. (jm)

Pemkot Dapat “Kado Istimewa” di HUT Korpri

Jajaran Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak di Hari Ulang Tahun (HUT) Korpri ke 40  mendapat kado istimewa. Pasalnya, Kota Pontianak berhasil meraih peringkat keenam terbaik nilai integritas layanan publik tertinggi dalam survei yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Alhamdulillah, hari ini merupakan kado istimewa untuk kita semua, karena komitmen kita untuk meningkatkan pelayanan, mengurangi bahkan menghapus tindakan-tindakan yang bersifat koruptif, suap dan lain sebagainya dalam pelayanan-pelayanan di berbagai bidang semakin hari semakin baik,” ujar Walikota Pontianak, Sutarmidji saat upacara peringatan HUT Korpri ke 40, Selasa (29/11) di halaman Kantor Walikota.
            Menurut Sutarmidji, semasa baru menjabat sebagai Walikota Pontianak, indeks integritas nasional untuk layanan publik baru pada angka 2,8. Namun setahun setelah dirinya bersama Wakil Walikota, Paryadi menjabat, indeks tersebut naik menjadi 3,8. Dan tahun lalu, indeks integritas itu meningkat lagi menjadi 5,59. “Dan Alhamdulillah, hari ini indeks integritas nasional kita sudah berada pada posisi angka 7,54.  Hanya selisih 0,23 dibandingkan dengan rangking pertama. Kita menduduki rangking keenam untuk seluruh kota yang disurvei oleh KPK,” ungkapnya.
            Dia optimis, untuk tahun depan Kota Pontianak bisa menjadi yang terbaik. Kendati diakuinya, apa yang dilakukannya atau kebijakan yang diambilnya selaku kepala daerah tidak disukai oleh banyak orang. “Termasuk misalnya tidak memberikan kesempatan yang lama kepada seseorang untuk menduduki suatu jabatan karena tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik. Ini semua merupakan suatu upaya kita untuk mencapai hasil yang sekarang kita dapatkan ini,” tuturnya.
            Dia mengakui, walaupun kebijakan yang diambilnya tidak populis di kalangan segelintir orang  namun tidak membuatnya kuatir jika dalam pemilihan walikota mendatang dirinya tidak terpilih. “Saya lebih baik tidak dipilih untuk kedua kalinya seandainya saya ingin maju, dari pada saya tidak berbuat apa-apa ketika saya menjabat,” tukasnya.
            Kebijakan yang diambilnya menurut dia, merupakan kebijakan yang telah melalui kajian-kajian mendalam dan ingin mendapatkan capaian-capaian yang baik. Hasil pencapaian itu diantaranya audit APBD tahun 2009, saat dirinya baru menjabat, hasilnya mendapat opini wajar dengan pengecualian. Tahun 2010 lalu juga mendapat opini wajar dengan pengecualian. “Saya masih punya obsesi ingin mendapat opini wajar tanpa pengecualian. Dan saya minta kepada seluruh jajaran kepala SKPD, pakta integritas sudah saudara tandatangani. Dan saya konsekuen dengan pakta integritas itu, siapapun dia sesuai dengan apa yang dia tandatangani maka apabila ada penyimpangan, itulah sanksi yang akan dijatuhkan,” terangnya.
            Sutarmidji mengajak seluruh jajaran di pemerintahannya untuk meningkatkan kinerja. Penilaian yang dilakukan KPK terhadap kinerja Pemkot terkait pelayanan publik sudah semakin baik. “Tidak mudah mengubah predikat dari sepuluh besar yang terjelek menjadi sepuluh besar yang terbaik dalam waktu dua tahun. Dan ini tanpa kerja keras saudara-saudara, tidak mungkin tercapai,” pungkasnya.
            Dalam kesempatan itu, Walikota mengingatkan kepada seluruh pegawai untuk menyimak dan memberikan atensinya terhadap enam pesan yang disampaikan melalui pidato Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono kepada seluruh anggota Korpri yakni, pertama, sukseskan  seluruh agenda percepatan pembangunan menuju tercapainya Indonesia sebagai negara maju, kedua, sikapi    secara    responsif   dan konstruktif berbagai kritik dari masyarakat, ketiga, wujudkan tata pemerintahan yang baik, keempat, laksanakan tugas pengabdian dengan penuh tanggung jawab, kelima, menyikapi Pemilihan Kepala Daerah di berbagai daerah pada tahun 2012 mendatang, segenap anggota Korpri untuk bertindak profesional dan proporsional. Pegang teguh komitmen netralitas, hindarkan semua bentuk politik praktis, pastikan keberpihakan dan loyalitas Korpri tegak lurus hanya kepada bangsa dan negara, serta keenam, amalkan    doktrin Korpri "Bhinneka Karya Abdi Negara". (jm)

Tanam Pohon Bukan Sekedar Seremonial

Walikota Pontianak, Sutarmidji minta, penanaman pohon yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional Tahun 2011 tidak hanya sekedar seremonial saja tetapi berkelanjutan dan berkesinambungan supaya pohon yang ditanam tetap tumbuh dan bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia. “Pohon yang sudah ditanam ini saya minta dijaga dan dipelihara, jangan hanya ditanam terus dibiarkan begitu saja,” ujar Sutarmidji, Senin (28/11) usai mencanangkan penanaman satu milyar pohon di Jalan Parit Demang, Kelurahan Parittokaya Kecamatan Pontianak Selatan.
Dia juga minta kepada camat dan lurah agar dalam penanaman pohon di pinggir jalan tidak asal tanam, tetapi juga memikirkan ke depannya apabila jalan tersebut di lebarkan. “Pohon itu setidak-tidaknya ditanam sejajar letaknya dengan tiang listrik, idealnya lebih mundur lagi dari tiang listrik,” jelasnya.
            Sutarmidji mengatakan, penanaman pohon di pinggir jalan harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Dinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak agar pohon yang ditanam tidak terkena pelebaran jalan. “Tanam pohon di seberang parit atau saluran air, jangan ditanam sebelum saluran air supaya pohon yang ditanam awet,” ungkapnya.
            Untuk menjaga pohon tetap terpelihara dan tidak ditebang sembarangan, pohon-pohon itu akan diberi peneng atau tanda registrasi. “Apabila ada yang menebang pohon sembarangan, saya perintahkan ajukan ke pengadilan untuk diberikan sanksi,” tegasnya.
            Kendati demikian, Sutarmidji prihatin karena sanksi berupa denda yang dijatuhkan kepada warga yang menebang pohon sembarangan terlalu rendah sehingga tidak menimbulkan efek jera bagi mereka. “Ada ruko yang IMB-nya saya pending karena dia menebang pohon di depan rukonya,” tutur dia.
            Menurut dia, manfaat penanaman pohon secara nyata memberikan kontribusi tidak hanya untuk menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca global namun juga berperan mencegah terjadinya bencana alam.
            Selain itu, dia juga meminta seluruh sekolah yang ada di Kota Pontianak ditanami pohon agar lingkungan sekolah menjadi hijau dan sejuk. “Mari kita bersama-sama menanam pohon di lingkungan kita masing-masing untuk mengurangi pemanasan global di bumi ini,” ajaknya. (jm)
                       

Pontianak Raih Juara Pertama GKM Tingkat Nasional

Kota Pontianak berhasil mengukir prestasi di tingkat nasional dengan meraih juara I dalam Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) di Balikpapan pada tanggal 14 November lalu. GKM adalah suatu sistem dalam manajemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi dalam rangka meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan.
Adalah Industri Kecil Menengah (IKM) Bintang Kalbar binaan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop dan UMKM) Kota Pontianak yang mengharumkan nama Kota Pontianak sebagai juara I untuk kategori model Palda (4 langkah 2 alat) dengan produk Minuman Khas Lidah Buaya. Konvensi GKM ini menampilkan inovasi mesin produksi tepat guna yang berhasil meningkatkan kapasitas produksi sehingga dapat meningkatkan nilai jual.
Menurut Sekretaris IKM Bintang Kalbar, Iman Tarmidi, mengatakan, pada saat Konvensi GKM digelar Bintang Kalbar mampu menyisihkan 32 provinsi untuk menjadi yang terbaik. Dalam kompetisi tersebut tim Bintang Kalbar mempresentasikan mengenai kelebihan atau unggulan dari alat pemotong multifungsi lidah buaya. “Alat ini bisa digunakan untuk memotong dan mengupas lidah buaya, selain itu waktunya juga lebih efisien dan kuantitas juga meningkat,” ujar Iman, Jum’at (25/11) saat audiensi di ruang kerja Kepala Disperindagkop dan UMKM Kota Pontianak.
Dia menjelaskan, alat multifungsi ini bisa digunakan mulai dari awal pengerjaan sampai packing semuanya bisa menggunakan alat tersebut. Alat ini diciptakan sendiri karena terinspirasi dari keluhan-keluhan karyawan saat produksi. Sebelumnya dalam satu hari lidah buaya diproduksi sebanyak 2 ton sedangkan pisau yang digunakan menggunakan pisau biasa yang memakan waktu cukup lama dalam proses produksi. “Dan akhirnya keluhan-keluhan itu muncul, ada yang bilang   menggunakan pisau biasa waktu pulang kerja lama, ada jari yang terluka dan produksinya tidak banyak. Namun setelah dicoba-coba terus akhirnya terciptalah alat multifungsi di mana pisau pemotong yang digunakan berbahan stainless dan modal yang dikeluarkan untuk membuat alat tersebut sebesar Rp 2 juta. Dengan  alat ini lebih memudahkan karyawan untuk bekerja,” jelasnya.
Sebelum diciptakan alat multifungsi ini, waktu yang dibutuhkan dalam memproduksi lidah buaya dengan menggunakan pisau biasa selama 76 menit dan hanya menghasilkan 10 kg. Namun setelah menggunakan alat multifungsi hanya memakan waktu 24 menit dan bisa menghasilkan produksi lidah buaya 18,6 kg.  Bentuk pisau ini sesuai dengan bentuk atau kontur pelepah lidah buaya sehingga memudahkan saat melakukan pengupasan dan pemotongan. Selain itu kulit lidah buaya juga bisa dijadikan kerajinan tas dan souvenir. “Dengan menggunakan alat itu kulit yang ada pada lidah buaya tidak ada yang tertinggal,” terangnya.
Dia menambahkan, dengan menggunakan alat tersebut tidak lagi memerlukan alat bantu dan penggunaanya juga mudah serta hasil pemotongannya pun seragam. Rencananya, menurut Iman, akan diproduksi masal melalui koperasi dan bagi IKM yang berminat ingin membeli alat tersebut bisa langsung datang ke Komplek Sentral Agribisnis, Jalan Budi Utomo Pontianak.
Di tempat yang sama, Kepala Disperindagkop dan UMKM Kota Pontianak, Ayuharro mengatakan akan mendaftarkan alat tersebut ke Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di Kementerian Hukum dan HAM. Setelah alat ini didaftarkan maka rencananya akan diproduksi secara massal. “Alat ini bisa dibeli satu set atau pisaunya saja dan ini kembali lagi kepada konsumen,” pungkasnya. (12)

Tertib Administrasi Bantuan Keuangan Parpol

Dalam rangka tertib administrasi bantuan keuangan bagi partai politik (parpol), Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Pontianak, Kamis (24/11) menggelar bimbingan teknis (bimtek) administrasi bantuan keuangan parpol Kota Pontianak di Aula Rohanna Muthalib, Bappeda Kota Pontianak. Bimtek ini dihadiri ketua, sekretaris dan bendahara masing-masing parpol.
            Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Kota Pontianak, Kasri Sukirno mengatakan, bimtek ini diharapkan memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang ketentuan dan mekanisme administratif yang perlu dipedomani dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sebagai wujud kesadaran politik yang menjadi indikator penyelenggaraan pembangunan politik. “Melalui bimtek ini diharapkan juga dapat dikomunikasikan dan dibahas ketentuan yang berkaitan dengan pemberian bantuan keuangan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Pontianak kepada parpol yang bersumber dari APBD Kota Pontianak,” ujar Kasri saat membuka kegiatan bimtek yang digelar selama satu hari ini.
            Kasri menjelaskan, pemberian bantuan keuangan kepada parpol berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 2009. “Perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah perolehan suara parpol yang mendapatkan kursi di DPRD dan besarannya lebih lanjut disesuaikan dengan tingkat kemampuan keuangan daerah,” ungkapnya.
            Dengan adanya PP Nomor 5 Tahun 2009 tentang bantuan keuangan kepada parpol, lanjutnya, tentunya menjadi pedoman bersama dalam menentukan besaran bantuan pengajuan,  penyaluran, penggunaan dan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan yang bersumber dari APBN maupun APBD.
            Menurutnya, pengaturan tentang keuangan bantuan parpol hendaknya tidak dipandang sebagai proses birokrasi yang rumit. “Tetapi hendaknya dipahami sebagai suatu proses pertanggungjawaban kita kepada masyarakat dalam penggunaan dana APBD sebagai implementasi dari prinsip transparansi dan akuntabilitas publik,” tuturnya.
            Bantuan keuangan kepada parpol diarahkan sebagai dana penunjang kegiatan parpol untuk pelaksanaan pendidikan politik dan operasional sekretariat partai. “Hal ini dimaksudkan dalam rangka penguatan kelembagaan parpol bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi Warga Negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” pungkasnya. (jm)

Tegakkan Aturan Terapkan Sanksi

Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak untuk menciptakan kota yang bersih dan indah diwujudkan dengan mencanangkan Jalan Ahmad Yani sebagai kawasan bebas sampah. Pencanangan ini diresmikan oleh Walikota Pontianak, Sutarmidji di halaman Sekolah Gembala Baik Jalan Ahmad Yani, Sabtu (12/11) pagi.  Selain Jalan Ahmad Yani, Jalan Tanjungpura dan Gajah Mada juga dijadikan percontohan kawasan bebas sampah. “Kita sudah menerapkan sanksi bagi yang melanggar aturan hingga ke pengadilan walaupun dendanya hanya Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu yang terpenting tegakkan aturan,” ujar Sutarmidji.
            Pencanangan Jalan Ahmad Yani sebagai kawasan bebas sampah ini dalam penerapannya akan dilakukan penegakkan aturan dengan memberikan sanksi tegas bagi siapapun yang membuang sampah di sepanjang jalan ini. “Jadi jangan sampai mobil yang melintasi jalan ini ada yang membuang sampah sembarangan atau warga yang membuang sampah di kawasan ini, akan kita kenakan tipiring,” tegasnya.
            Menurut Sutarmidji, kawasan Jalan Ahmad Yani merupakan kawasan percontohan ideal untuk kondisi Kota Pontianak. “Sehingga kalau tidak dibuat kawasan percontohan mungkin orang tidak bisa mencontoh kawasan yang bersih dari sampah,” katanya.
            Selain bebas sampah, drainase atau saluran air di kawasan ini juga akan dibenahi karena menurut dia banyak warga di sekitar kawasan ini yang menutup saluran air agar sampah tidak melewati rumahnya sehingga membuat aliran air menjadi tidak lancar.
            Kendati Pemkot akan melakukan patroli di sepanjang kawasan ini, Walikota juga meminta kesadaran dari warga untuk membantu terwujudnya kawasan ini bebas dari sampah dengan mencatat plat nomor kendaraan dan jam berapa saat kejadian kendaraan itu membuang sampah untuk dilaporkan kepada Pemkot. “Saya minta masyarakat sadar, kalau ada mobil yang buang sampah catat plat nomor kendaraannya dan jam berapa kejadiannya kemudian laporkan ke kita,” himbaunya.
            Selain itu, dia juga meminta semua kelurahan yang ada di Kota Pontianak harus ada satu kawasan clean and green (bersih dan hijau). Program tersebut sudah dianggarkan untuk setiap kelurahan. Menurut dia, jika lurah tidak bisa menunjukkan atau mewujudkan satu kawasan di wilayahnya sebagai clean and green maka lurah itu dinilainya tidak mempunyai kemampuan.  Pun begitu juga dengan camat, jika tidak mampu membawa perubahan di daerahnya, disarankannya untuk mengajukan pengunduran diri sebagai camat.
Usai pencanangan kawasan bebas sampah, Walikota bersama Wakil Walikota, Paryadi, Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Muharrom Riyadi, Organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) serta para pelajar dan masyarakat menyusuri sepanjang Jalan Ahmad Yani hingga ke bundaran Tugu Digulis Untan untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di kawasan ini. (jm)

Tanamkan Nasionalisme dan Patriotisme Sejak Dini

Untuk menimbulkan semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan anak-anak, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gabungan Organisasi Penyelenggaran Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) Kota Pontianak, Sabtu (12/11) menggelar lomba lagu perjuangan Tingkat TK se Kota Pontianak. Lomba ini diikuti sebanyak 38 kelompok dari seluruh TK yang ada di Kota Pontianak. “Dengan adanya lomba ini diharapkan dapat menimbulkan semangat nasionalisme dan patriotisme anak sejak dini,” ujar Tita Selati Sundari M Akip, Ketua DPC GOPTKI Kota Pontianak.
            Menurut dia, anak adalah harapan masa depan dan sebagai generasi penerus masa yang akan datang. Untuk itu sebagai orang tua, pengelola maupun pendidik perlu sedini mungkin nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia. “Harapan kita, anak dapat mengerti, paham dan selalu mengenal jasa-jasa pendahulu kita,” tutur istri Sekretaris Daerah Kota Pontianak, M Akip.
            Selain itu, lanjutnya lagi, ajang lomba menyanyikan lagu-lagu perjuangan ini juga sangat bagus untuk membentuk kepribadian anak agar percaya diri dan berani tampil di depan khalayak ramai.
            Tita menjelaskan, lagu-lagu perjuangan sudah hampir ditinggalkan oleh anak-anak usia dini karena pergeseran waktu dan globalisasi teknologi yang berkembang begitu pesatnya, sehingga anak-anak cenderung memilih lagu-lagu dewasa dibandingkan dengan lagu-lagu perjuangan. “Maka dengan digelarnya lomba lagu perjuangan ini, kita selaku orang tua, pengelola maupun pendidik sudah berbuat sedini mungkin mengenalkan kepada anak-anak di Kota Pontianak dan diharapkan anak-anak Kota Pontianak mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan anak-anak kota lainnya,” tutupnya. (jm)

Peranan Juru Parkir Kurangi Kemacetan Lalu Lintas

Meningkatnya jumlah kendaraan di Kota Pontianak dan terbatasnya kapasitas jalan yang tersedia merupakan salah satu faktor kemacetan arus lalu lintas. Untuk mengurangi kemacetan, juru parkir memegang peranan yang sangat penting dalam penataan parkir di lapangan. “Untuk itu para koordinator dan juru parkir kita undang untuk diberikan pengarahan menuju ke lebih tertibnya perparkiran di Kota Pontianak,” ujar Walikota Pontianak, Sutarmidji saat memberikan pengarahan kepada koordinator dan juru parkir se Kota Pontianak, Jum’at (11/11) pagi di halaman Kantor Dishubkominfo. Selain itu juga, Walikota menyerahkan dan memasangkan rompi secara simbolis kepada juru parkir.
            Sutarmidji berharap kepada koordinator maupun juru parkir untuk menjaga lahan parkir yang menjadi sumber mata pencaharian agar lebih tertib, menghindari adanya keluhan-keluhan dari masyarakat terkait perparkiran. “Berikan pelayanan yang baik supaya imej juru parkir baik di mata masyarakat,” tuturnya.
            Dia juga meminta kepada juru parkir untuk menjaga lahan atau tempat di mana mereka mencari nafkah namun juga tidak sampai mengganggu kepentingan masyarakat lainnya. “Sehingga peran juru parkir selain menjaga keamanan, keteraturan parkir, juga ketaraturan dalam orang berlalu lintas di jalan raya karena yang digunakan sebagai tempat parkir kebanyakan bahu jalan,” katanya.
            Selain itu, Walikota menegaskan kepada koordinator parkir supaya bertanggung jawab  terhadap lahan parkir yang dikelolanya agar semuanya bisa berjalan tertib. Dia juga mengingatkan jika ada komplain atau keluhan masyarakat terkait masalah perparkiran di media cetak agar koordinator segera merespon dan memperbaiki kekurangannya. “Kalau ada berita-berita di koran misalnya komplain masyarakat soal parkir, dipahami dan diperbaiki. Jangan hanya sekedar dibaca namun tidak dilakukan perbaikan-perbaikan,” pesannya.
            Sutarmidji meminta juru parkir untuk memakai rompi sebagai tanda bahwa parkir yang jaga oleh juru parkir itu resmi. Kedepannya, lanjut dia, koordinator parkir yang ditunjuk akan menghimpun para juru parkir dalam satu organisasi sehingga nantinya bisa dimasukkan dalam jaminan sosial tenaga kerja. Dia menilai dengan adanya koordinator parkir ini, Pemkot dalam pembinaan terhadap juru parkir tidak lagi repot karena dilibatkannya koordinator dan para juru parkir juga bisa memperoleh suatu jaminan sosial.
            Terkait retribusi parkir, Pemkot memiliki target dalam perolehan retribusi. Untuk itu, Sutarmidji meminta kepada Dishubkominfo dan koordinator parkir untuk bersama-sama membicarakan hal tersebut. “Jangan sampai jumlah kendaraan bermotor bertambah, tarif parkir naik, tapi retribusi yang ada di APBD justru turun. Nah, Dinas Perhubungan bisa diperiksa,” pungkasnya.
            Untuk itu, Dishubkominfo diharapkan bisa memenuhi target retribusi parkir yang sudah ditetapkan oleh DPRD setiap tahun. (jm)

Maknai Hari Pahlawan Dengan Perangi Kemiskinan

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memaknai Hari Pahlawan yang telah gugur di medan perang, salah satunya memerangi kemiskinan. “Kalau dulu para pahlawan berperang dengan senjata melawan penjajah, sekarang saatnya kita sebagai generasi penerus bangsa berperang melawan kemiskinan,” ujar Wakil Walikota Pontianak, Paryadi usai melakukan tabur bunga memperingati Hari Pahlawan di Pangkalan TNI AL, Kamis (10/11). Penaburan bunga ini merupakan rangkaian upacara memperingati Hari Pahlawan di lingkungan TNI AL. Sebagai inspektur upacara, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Pontianak, Kolonel Laut Arsyad Abdullah dan dihadiri jajaran Muspida.
            Menurut Paryadi, banyak yang bisa dilakukan khususnya oleh generasi muda dalam mengisi kemerdekaan dan memaknai nilai-nilai juang para pahlawan dengan hal-hal yang positif. Misalnya, dengan menciptakan lapangan kerja. “Sekarang bukan jamannya lagi generasi muda berpangku tangan, generasi muda harus cerdas dan jeli memanfaatkan peluang yang ada. Ciptakan lapangan kerja dan tanamkan jiwa entrepreneur, buat kreasi dan inovasi dalam dunia usaha,” katanya.
            Dia berharap, generasi muda tidak selalu berpikir untuk menjadi karyawan swasta maupun pegawai negeri sipil tetapi hendaknya menciptakan peluang usaha atau berwirausaha sehingga bisa memperoleh penghasilan dari usaha yang digeluti. “Ajak teman-teman di sekitar lingkungan untuk bersama-sama menciptakan peluang usaha. Dengan demikian paling tidak sudah membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran,” tutur Paryadi.
            Dia menambahkan, saat ini pemerintah sedang gencar menggalakkan industri kreatif bidang pariwisata. Ini merupakan peluang besar bagi generasi muda untuk  berkreasi dan berinovasi dalam industri kreatif kaitannya dengan pariwisata. “Industri kreatif ini seperti souvenir maupun kerajinan-kerajinan tradisional yang sudah diinovasi. Ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan pendapatan bagi masyarakat khususnya home industry,” paparnya.
            Selain itu, Paryadi juga mengingatkan kepada generasi muda untuk menghindari hal-hal yang negatif seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas dan lainnya yang bisa merugikan generasi itu sendiri dan bangsa ini. “Hindari penyalahgunaan narkoba karena itu hanya akan menghancurkan diri kita dan keluarga. Mari kita isi kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan kita dengan hal-hal yang positif agar bangsa ini bisa lebih maju,” tutupnya. (jm)

Gerakan Sayang Ibu Cegah AKI dan AKB

Berkurangnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu manfaat dari Gerakan Sayang Ibu (GSI). Hal ini dikatakan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Derah Kota Pontianak, Kasri Sukirno saat penilaian Lomba Kecamatan Sayang Ibu Tingkat Provinsi Kalimantan Barat, Senin (7/10) di Posko Bersama Kecamatan Sayang Ibu dan PKK KB Kesehatan di Komplek Kantor Camat Pontianak Tenggara. Kecamatan Pontianak Tenggara merupakan kecamatan yang terpilih untuk mengikuti Lomba Kecamatan Sayang Ibu Tingkat provinsi. Acara penilaian ini dihadiri Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak, Lismaryani Sutarmidji dan tim penilai.
            Lebih lanjut, Kasri mengatakan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam mencegah kematian dan kesakitan ibu hamil, melahirkan dan nipas semakin meningkat. “Hal ini ditandai dengan terbentuknya tabungan ibu bersalin (tabulin) dan dana sosial bersalin (dasolin), ambulan desa serta pondok sayang ibu dan lain-lain,” tuturnya.
            Menurut Kasri, GSI ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui program penurunan kematian ibu. “Dewasa ini ruang lingkup gerakan sayang ibu tidak lagi semata-mata terfokus pada penurunan kematian ibu, namun diharapkan gerakan sayang ibu berkembang,” ujar Kasri.
            Dia menambahkan, GSI meliputi beberapa program diantaranya peningkatan posisi penentuan dalam masyarakat, peningkatan derajat kesehatan perempuan terutama kesehatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya, mengurangi kematian ibu akibat kehamilan dan menurunkan kematian bayi.
            Sementara itu, Sri Jumiadatin, Ketua Tim Penilai menjelaskan, peserta GSI tahun ini diikuti oleh delapan kabupaten/kota se Kalbar. “Jadi kedelapan peserta ini akan kami terapkan penilaian dengan variabel-variabel yang juga kami nilai di sini,” jelas Sri.
            Lomba ini merupakan suatu upaya untuk mendorong dan memotivasi pelaksana-pelaksana di lapangan. “Artinya, bagaimana pokja pusat GSI di kabupaten/kota bekerja di kecamatan, di kelurahan dan lain sebagainya, bagaimana ibu-ibu PKK juga sharing pemikiran di dalamnya,” imbuhnya.
Dia berharap, melalui kegiatan ini nantinya tidak terjadi kematian ibu dalam kondisi hamil dan melahirkan atau dalam kondisi nipas yang sia-sia. Program GSI di kecamatan ini tidak hanya untuk mencegah kematian ibu hamil atau bayi tetapi juga dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kota Pontianak, Darmanelly mengungkapkan angka kematian ibu dan bayi di Kota Pontianak terendah di Kalbar dikarenakan didukung sarana dan prasarana yang memadai. “Juga didukung akses jalan yang memadai. Jadi, tidak ada alasan bagi ibu-ibu untuk datang ke layanan kesehatan,” katanya.
Dia menghimbau kepada ibu-ibu hamil yang terkendala masalah biaya melahirkan, bisa memanfaatkan Jaminan Persalinan (Jampersal) di layanan kesehatan pemerintah atau di layanan kesehatan swasta yang bekerja sama dengan pemerintah. (jm)

Hayati Makna Yang Terkandung Dalam Kurban

Kurban bukan hanya sekedar penyembelihan hewan akan tetapi bagaimana umat Islam menghayati makna yang terkandung di dalamnya. Hal ini diungkapkan Walikota Pontianak, Sutarmidji usai melaksanakan Shalat Idul Adha, Minggu (6/10)  di halaman depan Makodam. Wakil Walikota Pontianak, Paryadi, jajaran Muspida dan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak serta masyarakat memenuhi seluruh lapangan untuk melaksanakan Shalat Idul Adha berjamaah.
            Sutarmidji menambahkan, dalam memaknai kurban setiap umat Islam hendaknya memerangi nafsu jahat yang ada pada diri masing-masing serta kembali kepada ajaran-ajaran yang dianjurkan Allah, SWT dan menjauhi larangan-laranganNya. “Saya berharap umat Islam di Kota Pontianak semakin memahami makna dari Hari Raya Idul Kurban ini dalam implementasi kehidupannya sehari-hari sehingga sikap toleransi, saling menghargai dan sikap saling menolong itu tetap tumbuh dalam hati sanubari mereka,” ujar Sutarmidji.
            Dia menambahkan, jumlah hewan kurban tahun ini meningkat dari tahun lalu. Tahun ini jumlah hewan kurban di Kota Pontianak terdiri dari 681 ekor sapi dan 682 ekor kambing. Sementara Pemkot Pontianak menyumbang 24 ekor sapi yang dikumpulkan dari beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
            Kendati daging kurban boleh diberikan kepada siapa pun, namun Sutarmidji mengingatkan agar pemberian daging kurban lebih mengutamakan fakir miskin. “Kalau diberikan kepada yang berhak itu lebih diutamakan, maka fakir miskin tidak akan ada. Terkecuali, mereka memang tujuannya untuk mengumpulkan daging kurban, pergi ke sana dan ke sini,” paparnya.
            Sementara itu, Khatib Shalat Id, Syarif dalam khutbahnya yang berjudul “Haji Itu Mengenal”, menjelaskan mengenal yang dimaksudkan adalah mengenal diri sendiri yang sedang terperangkap dalam manusia. “Dengan mengenal diri kita yang sebenar diri, kita mengenal Nur Allah yang sesungguhnya kita temui dalam berhaji,” jelas Syarif.
            Makna puncak perayaan Hari Raya Idul Adha menurutnya adalah ibadah kurban untuk menyembelih insan yang berwujud sifat kufur. “Itulah puncak makna Idul Adha, jika sifat-sifat kufur itu tetap bercokol maka tandanya kurban yang dilakukan tidak ditilik oleh Allah walau sebanyak apapun,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Walikota menyerahkan secara simbolis satu ekor sapi kepada pengurus Masjid Jami’. (jm)

Diklat SPIP Wujudkan Good Governance dan Clean Government

Ada dua hal yang menjadi target dalam menjalankan roda pemerintahan yakni terwujudnya good governance dan clean government. Target ini menjadi tujuan negara mulai dari tingkat aparatur pemerintah pusat hingga di bawahnya termasuk di dalamnya pemerintah daerah. “Seiring berkembangnya jaman, good governance dan clean government bukan hanya menjadi target dan tujuan tetapi sudah menjadi sebuah keharusan, kebutuhan dan perilaku yang harus kita lakukan setiap hari dalam menjalankan roda pemerintahan,” ujar Wakil Walikota Pontianak, Paryadi saat membuka pendidikan dan latihan (diklat) Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP), Senin (31/10) di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Walikota.
            Untuk mewujudkan good governance dan clean government ini, salah satu upayanya yakni dengan mengimplementasikan SPIP di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak.  Diklat SPIP ini digelar bertujuan untuk mencapai pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel. SPIP ini sebagai pedoman pengendalian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
            Menurut Paryadi, ada perubahan mendasar dalam SPIP, dulunya dikenal sebagai pengawasan melekat (waskat), yang harus dilakukan, tidak hanya persoalan disiplin terhadap staf dan pegawai yang ada di lingkungan pemerintahan tetapi juga bagaimana mengatur pengelolaan keuangan yang ada di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). “Selain itu juga untuk mengawasi kinerja yang ada di lingkungan SKPD, kinerja dalam artian termasuklah kedisiplinan pegawai, produktifitas staf yang ada di lingkungan pemerintahan,” imbuhnya.
            Diakuinya, dalam ruang lingkup birokrasi ada kecenderungan hanya memperhatikan time atau waktu, tidak mencoba melihat dari sisi produktifitas. Bahkan terkadang hanya melihat secara tekstual kerja yang sudah dilakukan. “Padahal sebenarnya ketika kita sedikit mengulas tentang bagaimana ke depannya yang kita lakukan maka waktu itu bukan lagi sekedar memenuhi jam kerja,” tukasnya.
            Terkait produktifitas kerja, dia mencontohkan perbankan atau perusahaan-perusahaan multinasional yang cenderung melihat produktifitas atau kerja yang dihasilkan staf yang ada di sebuah perusahaan. “Sementara di lingkungan birokrasi atau pemerintahan yang dilihat pegawainya hanya jam kerjanya saja,” ungkap Paryadi.
            Dia prihatin, selama ini SKPD hanya berpatokan pada target penyelesaian Surat Pertanggungjawaban (SPJ) tepat waktu tanpa memperhatikan produktifitas. SKPD dinilainya kurang jeli menerjemahkan bagaimana sistem pengelolaan keuangan mencapai opini wajar tanpa pengecualian sesuai dengan yang ditargetkan Walikota. “Seharusnya ini bisa diterjemahkan dalam setiap lingkungan SKPD, yang itu bisa menjadi target. Ada target dan capaian sehingga nanti ada reviewnya juga kelihatan jelas,” jelasnya.
            Wakil Walikota berharap, tiap-tiap SKPD juga memiliki target yang dibuat dalam ruang lingkup internal masing-masing sehingga target Pemkot untuk mencapai opini wajar tanpa pengecualian bisa terwujud.
            Dalam kesempatan itu, Paryadi meminta jajaran Pemkot untuk meningkatkan produktifitas dengan menciptakan kreatifitas dan inovasi-inovasi sehingga target yang diharapkan bisa tercapai dengan baik. (jm)

Pemadaman Listrik Berdampak Pada Investasi

Pemadaman listrik yang kerap terjadi dan dikeluhkan oleh masyarakat diharapkan tidak lagi terjadi. Hal ini diungkapkan Wakil Walikota Pontianak, Paryadi pada kegiatan Fun Bike yang digelar Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam rangka Hari Listrik Nasional ke 66, Minggu (30/10) pagi di halaman Kantor PLN Cabang Pontianak. Anehnya, saat Paryadi mengatakan “Saya harap tidak lagi terjadi listrik byar pet” tiba-tiba saja sound system mati mendadak. Kontan semua orang yang hadir bersorak akibat matinya sound system. Namun matinya sound system ternyata bukan dikarenakan padamnya listrik tetapi diakibatkan adanya kabel sound system yang terlepas.
            Menurut Paryadi, pemadaman listrik bisa berdampak pada investasi di Kota Pontianak karena setiap aktivitas usaha memerlukan listrik. “Misalnya orang yang mau membangun perumahan pasti memerlukan listrik, orang yang bangun rumah kalau tidak ada aliran listriknya pasti tidak mau ditinggali,” ujar Paryadi.
            Listrik merupakan hal yang utama dan salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Dia tidak menginginkan penyediaan listrik yang ada di negara ini kalah dengan negara tetangga. “Kita semua pernah dengar masyarakat kita di wilayah perbatasan menggunakan listrik dari Malaysia. Mendengar dan membaca hal ini membuat kita miris dan sangat prihatin,” ungkapnya prihatin.
            Wakil Walikota juga mengajak masyarakat untuk menghemat penggunaan listrik dengan menggunakan sesuai dengan kebutuhan dan mematikan lampu atau alat-alat elektronik yang tidak digunakan. “Mari kita gunakan listrik seperlunya, matikan selebihnya karena ini juga manfaatnya untuk kita semua,” tuturnya.
            Dalam kesempatan itu, Paryadi pun mengingatkan kepada masyarakat terutama anak-anak agar tidak bermain layang-layang apalagi menggunakan tali kawat karena bisa mengakibatkan pemadaman listrik. Kendati kabel listrik yang ada dilapisi namun bukan tidak mungkin lapisan kabel itu terkikis oleh gesekan-gesekan benang maupun tali kawat yang berakibat timbulnya ledakan. “Saya menghimbau, jangan bermain layang-layang karena banyak kerugian yang ditimbulkan,” himbaunya.
            Terkait kegiatan car free day, dia meminta PLN yang gedung kantornya masih termasuk dalam kawasan car free day untuk ikut mensupport dengan menggelar berbagai kegiatan olahraga seperti senam atau kegiatan lainnya. “Terlebih jika teman-teman yang ingin menyelenggarakan hiburan-hiburan di kawasan car free day, tentunya memerlukan listrik. Untuk itu, saya harapkan PLN bisa memberikan bantuannya dengan menyediakan aliran listrik,” pungkasnya. (jm)

Paryadi Ajak Masyarakat Dukung Pulau Komodo

Dukungan Pulau Komodo terpilih sebagai tujuh keajaiban dunia versi New7Wonders gencar dilakukan di penjuru tanah air. Tak ketinggalan Kota Pontianak, Wakil Walikota Pontianak, Paryadi turut mengajak seluruh masyarakat mendukung Pulau Komodo sebagai ‘7 Keajaiban Alam Dunia Baru' dengan mengirimkan short message service (SMS) ketik KOMODO dan kirim  ke 9818. Tiap SMS akan memberikan satu suara bagi  pulau Komodo. SMS hanya dikenakan biaya Rp 1 per SMS dan dapat dikirimkan berulang dan berkali-kali. Ajakan yang bertajuk “Pontianak Unto’ Komodo” ini digelar, Jum’at (28/10) malam di aula rumah jabatan Wakil Walikota dengan dihadiri organisasi pemuda, organisasi kemahasiswaan serta wartawan media cetak maupun elektronik.
            Paryadi mengatakan, “Pontianak Unto’ Komodo” ini merupakan salah satu bentuk dukungan dari kaum muda bertepatan dengan momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda. “Artinya semangat kita, semangat kepemudaan untuk terus berpartisipasi aktif dalam pembangunan bagi bangsa dan negara ini, bisa dibuktikan dengan kita berkumpul pada hari ini memberikan dukungan yang konkrit untuk Pulau Komodo,” ujar Paryadi.
            Dia menambahkan, Dinas Pendidikan Kota Pontianak juga sudah diminta untuk mengajak siswa-siswi di sekolah-sekolah yang ada di Kota Pontianak untuk memberikan dukungan Pulau Komodo dengan mengirimkan sms ke 9818 pada saat jam-jam istirahat sekolah masing-masing.
            Paryadi berharap, dengan acara “Pontianak Unto’ Komodo” yang digelar ini bisa ditindaklanjuti oleh masing-masing organisasi kepemudaan (OKP) dengan mengajak seluruh anggota OKP lainnya. “Artinya OKP yang ada turut aktif memberikan dukungan atau pun membuat kegiatan yang intinya memberikan dukungan terhadap Pulau Komodo,” tuturnya.
            Gerakan “Pontianak Unto’ Komodo” ini digelar untuk mengajak masyarakat memberikan dukungan Pulau Komodo sebagai tujuh keajaiban dunia dengan mengirimkan SMS sebanyak-banyaknya. “Kita mendorong juga mereka yang kita undang pada malam ini untuk berkreasi dan berkreatifitas dengan cara mereka masing-masing membuat gerakan yang sama untuk mendukung Pulau Komodo sebagai tujuh keajaiban dunia,” pungkasnya.
            Wakil Walikota juga meminta peranan media, baik media cetak maupun elektronik untuk ikut berpartisipasi dengan gencar mensosialisasikan gerakan mendukung Pulau Komodo sebagai tujuh keajaiban dunia ini.
            Untuk bisa masuk kategori menjadi tujuh keajaiban baru bagi masyarakat dunia, setidaknya dibutuhkan 120 juta SMS sebagai dukungan suara bagi Pulau Komodo. Jumlah itu bukan tidak mungkin bisa dilampaui mengingat pengguna ponsel di Indonesia mencapai 150 juta pengguna. Batas pengiriman SMS untuk mendukung Pulau Komodo ini berakhir pada tanggal 11 Nopember 2011. (jm)

Dorong Pemuda Kewirausahaan

Memaknai hari Sumpah Pemuda, yang jatuh pada 28 Oktober, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak akan terus berupaya mendorong regenerasi yakni pemuda-pemudi di kota itu untuk kewirausahaan.
Menurut Wakil Walikota Pontianak, Paryadi, pada 2015, Indonesia akan memasuki era baru yaitu Komunitas ASEAN, yang mana meliputi komunitas keamanan, ekonomi dan sosial budaya. 
Dalam bentuk Komunitas ASEAN ini, kata Wako, arus barang, jasa, dan sumber daya manusia (SDM) akan semakin leluasa. Sehingga hal ini adalah tantangan sekaligus kesempatan ke depan bagi bangsa dan pemuda Indonesia. "Tema Sumpah Pemuda tahun ini lebih mendorong pemuda kewirausahaan. Ini untuk menyikapi dan antisipasi Indonesia masuk sebagai Komunitas ASEAN. Jadi, ke depan, adanya keterbukaan atau pasar bebas antar negara ASEAN, baik itu informasi, teknologi, sumber daya manusia dan lainnya," kata Paryadi ditemui usai memimpin apel peringatan hari Sumpah Pemuda, di Halaman Kantor Walikota Pontianak, Jumat (28/10) pagi.
Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak ini, menyatakan, salah satu antisipasi pasar bebas tersebut, para pemuda-pemudi di kota itu diberikan pemahaman maupun tekad dalam bidang kewirausahaan.
Ditanya terkait akan semakin leluasanya arus barang, jasa dan orang. Wako menyatakan, hal itu pasti memberikan dampak negatif yang luar biasa. "Sekarang saja, belum masuk pasar bebas, produk-produk kita mulai rontok dengan China. Ini tentunya harus kita antisipasi," ujar anggota DPRD Kota Pontianak periode 2004-2009 ini.
Jadi, lanjut orang nomor dua di jajaran Eksekutif Kota Pontianak ini, Indonesia umumnya, Kota Pontianak khususnya, harus mampu menguasai salah satu dengan penguatan regenerasi yakni pemuda. Kalau kepemudaan tidak dikuatkan dengan kewirausahaan, kemampuannya, daya pikirnya, akan sulit ke depannya menghadapi pasar globalisasi di ASEAN. "Lebih-labih lagi pasar bebas dengan China. Ini yang menjadi komitmen bersama kita untuk mengantisipasi hal tersebut," jelas Wako.
Sementara itu, dalam sambutan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Dr Andi A Mallarangeng, yang dibacara Wakil Walikota, mengatakan, selain kewirausahaan, pengembangan kegiatan kesukarelawanan (volunteerism) adalah suatu yang sangat strategis untuk diberdayakan secara terus menerus. Berbagai macam kegiatan kesukarelawanan harus dikembangkan di setiap komunitas, kota, kabupaten, dan setiap kesempatan. Pemerintah bersama masyarakat dan berbagai kelompok masyarakat, perlu mengambil peran aktif dalam menciptakan peluang, kesempatan bagi para pemuda untuk menunjukan kepeduliannya.
Wako berharap, peringatan Sumpah Pemuda ini bisa dijadikan motivasi dan inspirasi bagi pemerintah dan masyarakat pada Pancasila dan UUD 1945. 
"Pemuda diharapkan tangguh berdialektika dan merespons dinamika kehidupan bangsa di tengah kemajuan dunia yang kian cepat," harap Wako. (12)

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks