Wacanakan Konsep Kampung Hijau

Sebagai salah satu bentuk kepedulian dan melestarikan fungsi lingkungan, Wakil Walikota Pontianak, Paryadi mewacanakan konsep Kampung Hijau di Kota Pontianak. Hal ini diungkapkannya pada acara penanaman satu milyar pohon yang bertema Let’s Go Green Save Our Planet yang digelar oleh Hotel Aston bekerja sama dengan Bank Panin, Kodim 1207 dan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Sabtu (3/3) pagi di Jalan Prof M Yamin Pontianak.
            Menurut Paryadi, Kampung Hijau merupakan program pembangunan bidang lingkungan hidup yang dapat menciptakan lingkungan hijau yang sehat dengan membudayakan hidup bersih dan sehat. “Kampung Hijau ini bertujuan agar masyarakat cinta dan nyaman tinggal di lingkungannya sendiri,” ujar Paryadi.
            Dia menambahkan, keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam menjaga dan memelihara lingkungan sangat penting agar tercipta konsep Kampung Hijau ini. “Jadi, pemerintah yang menyediakan bibitnya, masyarakat yang menanam, memelihara dan menjaganya,” tuturnya.
            Untuk mewujudkan konsep kampung hijau di Kota Pontianak, menurutnya masih banyak pemukiman-pemukiman yang bisa diterapkan kampung hijau. “Ini perlu kita pikirkan bersama sehingga pemukiman masih bisa kita petakan untuk penghijauannya,” ungkapnya.
            Penanaman satu milyar pohon yang dilakukan oleh semua pihak secara konseptual cukup baik, namun Paryadi berharap kegiatan ini tidak hanya sekedar membagikan bibit hingga satu milyar saja tetapi bagaimana tumbuh kembangnya pohon yang ditanam itu.
            Pemkot, lanjut Paryadi, sangat mengapresiasi keterlibatan pihak stakeholder, baik itu dari masyarakat maupun perusahaan dalam ikut serta peduli dan menjaga lingkungan dengan menanam pohon. “Dan yang tidak kalah pentingnya, perusahaan juga turut serta menjaga lingkungan di sekitar perusahaannya serta mendorong masyarakat maupun konsumennya untuk terlibat secara aktif dalam upaya-upaya kita penanaman pohon-pohon atau pun penghijauan dalam rangka mengantisipasi global warming,” paparnya.
            Senada dengan Wakil Walikota, Komandan Kodim 1207/Pontianak, Letkol Inf Drajad Brima Yoga mengatakan, penanaman satu milyar pohon ini yang terpenting bukan berapa banyak pohon yang ditanam, tetapi berapa banyak pohon yang bisa tumbuh. Untuk itu, dia meminta agar masyarakat juga turut serta menjaga dan memelihara pohon-pohon yang sudah ditanam ini. “Menanam pohon itu merupakan kegiatan yang menyenangkan,” pungkasnya.
            Dalam kegiatan penanaman satu milyar pohon ini, diserahkan secara simbolis pohon-pohon untuk ditanami secara bersama. Jenis pohon dan bibit yang dibagikan adalah pohon trembesi. (jm)

Fiji Tertarik Pelajari Potensi Wisata Tugu Khatulsitiwa

Keunikan garis Khatulistiwa yang dimiliki Kota Pontianak telah menarik minat Republik Kepulauan Fiji untuk menjajaki prospek yang bisa dikerjasamakan dengan Kota Pontianak. Sama halnya Fiji, juga memiliki meridian line tepatnya di Kepulauan Taveuni, salah satu kepulauan Fiji yang dilewati garis itu. Bedanya, di Pontianak potensi pariwisata dari keunikan garis Khatulistiwa ini dikelola dengan baik dengan membuat Tugu Khatulistiwa, museum serta ada perayaannya saat matahari berkulminasi. Sedangkan di negara Fiji, juga memiliki situs yang unik namun tidak dikelola. “Keunikan garis itu adalah garis lintang bujur, di mana sebelah timur dari garis bujur itu adalah kemarin dan sebelah baratnya adalah hari ini. Jadi, perbedaannya hanya satu hari antara Kota Pontianak dan Fiji,” ujar Ilivasi Finau, District Officer of Taveuni, Ministry of Provincial Development yang disampaikan melalui Duta Besar RI untuk Fiji, Chandra Salim, Selasa (28/2) usai bertemu dengan Wakil Walikota Pontianak, Paryadi di ruang kerjanya.
            Menurut Chandra, penjajakan kerja sama ini sebagai langkah awal untuk mencari data awal apa yang bisa dipelajari dari potensi pariwisata yang dikelola Kota Pontianak khususnya potensi dari garis Khatulistiwa. “Diharapkan itu bisa ditindaklanjuti dengan kerja sama yang lebih konkrit,” harapnya.
            Secara umum, lanjut dia, kerja sama yang terjalin antara Fiji dan Indonesia sudah cukup banyak diantaranya di bidang pendidikan, pelatihan kerajinan, pertanian, perikanan dan lainnya.
            Dikatakan Chandra, Warga Negara Indonesia yang berada di Fiji saat ini jumlahnya sekitar 300 orang. Dari jumlah itu, 250 orang mayoritas bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK).
            Sementara itu, Wakil Walikota Pontianak, Paryadi mengatakan, kedatangan perwakilan dari Negara Fiji ini untuk mempelajari bagaimana pengelolaan dan pengemasan dari potensi pariwisata khususnya garis Khatulistiwa. “Mereka tertarik karena di Pontianak ada agenda-agenda khusus pada momentum garis Khatulistiwa itu,” kata Paryadi.
            Dia mengungkapkan, Fiji yang memiliki meridian line memiliki potensi yang bisa digali lebih jauh agar bisa menjadi obyek pariwisata seperti halnya Kota Pontianak yang rutin menggelar peringatan Titik Kulminasi dua kali setiap tahunnya. (jm)

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks