Jangan Kaku Pada Aturan-aturan

Walikota Pontianak, Sutarmidji menegaskan, sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak yang diberikan amanah untuk mengurus kota ini, sudah semestinya melaksanakan amanah itu dengan baik sebagai kewajiban seorang PNS. “Saya berharap siapapun saudara, apapun pemahaman saudara tentang kehidupan saudara, yang jelas satu hal bahwa kita memegang amanah dan kewajiban kita melaksanakan amanah itu. Jangan kepentingan pribadi dulu yang ditampilkan,” ujar Sutarmidji di hadapan peserta apel pagi yang dirangkaikan dengan halal bihalal, Jum’at (16/9) di halaman Gedung Terpadu, Jalan Sutoyo. Halal bihalal di lingkungan Pemkot ini digelar secara bertahap di empat zona yakni di Sekretariat Daerah Kota Pontianak, Gedung Terpadu Jalan Alianyang, Gedung Terpadu Jalan Sutoyo dan Kantor Camat Pontianak Utara.
            Terkait kinerja pelayanan publik, Walikota minta agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat lebih cepat, melakukan inovasi-inovasi serta tidak kaku dalam melaksanakan aturan-aturan yang ada. Sebagai contoh, dia menyebut salah satu jenis perizinan yang dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) yakni Izin HO, di mana izin tersebut prosesnya lambat dikarenakan harus disurvey di lapangan untuk memastikan luas tempat usaha. “Tidak perlu diukur lagi di lapangan, berapapun pemohon izin ajukan, itulah yang akan dihitung luasnya, jangan diverifikasi lagi ke lapangan,” tegasnya.
            Kendati pun tidak diukur di lapangan pada saat permohonan diajukan, namun suatu saat jika waktu pelayanan tidak begitu padat, baru dilakukan uji petik terhadap izin yang sudah dikeluarkan. Jika ditemukan ada ketidaksesuaian dengan luas yang dimohon, maka hitung kembali retribusinya dan kenakan denda sehingga izin dalam dua hari sudah bisa diterbitkan.
            Demikian juga dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Sutarmidji minta kepada Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) untuk membuat aturan yang lebih ketat terhadap penduduk dari luar yang pindah atau menetap di kota ini. “Orang boleh pindah ke Kota Pontianak tetapi dia harus punya pekerjaan, punya tempat tinggal, punya pendidikan yang baik. Jangan sampai ada penduduk dari luar yang jadi penduduk kota namun tidak bisa baca tulis karena mereka akan menjadi beban kota kita,” tegas Midji.
            Untuk itu, dia menginstruksikan kepada Kadisdukcapil untuk segera menyerahkan rincian dari aturan-aturan yang perlu ditandatanganinya tentang kepindahan penduduk akhir September ini. “Dan saudara jangan takut buat aturan-aturan seperti itu. Kalau pun banyak yang memprotes kepala dinas, tidak akan mengganggu karir atau jabatan saudara,” pungkasnya. (jm)

AS Tertarik Keharmonisan Antar Agama dan Etnis

Negara Amerika Serikat tertarik dengan kehidupan yang harmonis antar agama dan etnis yang ada di Kalbar umumnya, dan Kota Pontianak khususnya. Hal ini dibuktikan dengan courtesy call (kunjungan kehormatan) oleh dua staf Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) yakni Political Officer, Mr Eric Jordan dan Cultural Officer, Ms Angela Gjertson ke Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Kamis (15/9) di ruang kerja Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak. Kedua utusan Kedubes AS ini langsung diterima secara resmi oleh Walikota Pontianak, Sutarmidji didampingi Sekda Kota Pontianak, M Akip.
            Menurut Sutarmidji, kunjungan ini tidak ada kaitannya dengan investasi dan sejenisnya namun murni untuk mengetahui informasi terkait masalah pendidikan, sosial budaya, politik serta kehidupan beragama dan masyakarat Kota Pontianak. “Mereka juga mensosialisasikan tentang perguruan tinggi yang ada di Amerika, keterbukaan di Amerika yang selama ini anggapan orang untuk masuk ke negera itu sulit, tetapi sebenarnya tidak demikian,” ungkapnya usai menerima kunjungan dua utusan dari Kedubes AS.
            Dalam pembicaraan itu, Walikota juga minta kepada pihak Kedubes AS untuk mensosialisasikan beasiswa-beasiswa yang ada di negeri Paman Sam di Kota Pontianak sehingga masyarakat di kota ini bisa ikut mengenyam pendidikan di AS. “Kita akan fasilitasi mereka untuk mensosialisasikannya supaya anak-anak kita bisa memperoleh beasiswa itu,” ujar Sutarmidji.
            Dia mengungkapkan, sedikitnya masyarakat Kota Pontianak yang memperoleh beasiswa di AS dikarenakan kurangnya informasi terkait beasiswa yang disediakan oleh AS. “Kebanyakan masyarakat kita memperoleh beasiswa dari Singapura dan Australia, sedangkan dari Amerika hanya sedikit. Hal ini dikarenakan perguruan tinggi di Amerika jarang sekali sosialisasi di sini,” jelas dia.
            Ditanyai soal bagaimana mempertahankan kehidupan yang harmonis antar agama dan etnis, Walikota menjelaskan semua etnis dan agama yang ada di Kota Pontianak ini diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah beragama masing-masing, mengembangkan kebudayaan masing-masing. “Kita juga memfasilitasi itu melalui tokoh-tokoh lintas agama atau Forum Kerukunan Umat Beragama bahkan kita sediakan kantor supaya bisa berkoordinasi,” pungkasnya. (jm)

Pelantikan Pejabat Eselon Tanpa Jas Resmi

Tidak seperti pelantikan pejabat eselon di lingkungan Pemerintah kota (Pemkot) Pontianak sebelumnya, Kamis (15/9) di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Walikota, tidak ada satu pun yang mengenakan pakaian jas resmi, tak terkecuali Walikota Pontianak, Sutarmidji. Pelantikan pejabat eselon III dan IV ini terlihat berbeda karena seluruh pejabat yang hadir mengenakan pakaian PDL yang berlaku pada hari itu. Ini seperti yang pernah dicetuskan Walikota bahwa pelantikan tidak lagi mengenakan pakaian jas resmi namun mengenakan pakaian yang berlaku pada saat pelantikan digelar. Kendati demikian, pelantikan tetap berlangsung khidmat seperti biasanya. Acara pelantikan dihadiri Sekretaris Daerah Kota Pontianak, M Akip serta pejabat eselon di jajaran Pemkot Pontianak. Jumlah pejabat yang dilantik yakni pejabat eselon III sebanyak 23 orang dan eselon IV sebanyak 37 orang.
            Menurut Sutarmidji, pelantikan ini untuk mengisi jabatan-jabatan yang kosong sehingga konsekuensinya yakni perlu adanya pergeseran-pergeseran jabatan di jajaran pemerintahannya. “Dan ini untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi dimana banyak sekali ditemukan jabatan-jabatan yang kosong karena pensiun sehingga perlu ada pergeseran,” ujar Sutarmidji.
            Dia mejelaskan, seandainya ada satu jabatan eselon dua yang kosong maka akan ada lima pergeseran jabatan. Jika ada satu eselon III a yang kosong, pasti akan ada tiga pergeseran, jika satu eselon III b ada yang kosong maka akan ada dua pergeseran. Begitu juga jika ada eselon IV a yang kosong, pasti akan ada dua pergeseran. “Itulah tatanannya dan tidak bisa ditolak. Dan ini bukanlah hal yang gampang untuk dikerjakan,” tutur dia.
            Walikota mengungkapkan alasannya memilih beberapa pejabat eselon III yang diberikan amanah untuk menduduki suatu jabatan. Sebut saja, Indra Yuana, yang ditunjuk sebagai Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas), Midji mengatakan alasannya memilih dia karena pangkatnya sudah IV b dan latar belakang pendidikannya Sospol.
            Dalam kesempatan itu, Sutarmidji mengungkapkan beberapa hal yang perlu segera ditangani secara serius, misalnya masalah pencemaran lingkungan supaya ditangani secara cepat. “Saya berharap supaya generasi-generasi muda yang ada ini mampu memberi motivasi kepada saya sebagai kepala daerah, bukannya saya yang memotivasi kepada saudara,” ucapnya prihatin.
            Dia juga menyorot kinerja Badan Perencanaan  dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak yang sudah sering kali dimintai untuk lebih banyak memberikan input atau masukan-masukan kepada dirinya sebagai kepala daerah untuk percepatan pembangunan. “Harusnya Bappeda yang memberikan input kepada saya, bukan sebaliknya saya yang memberikan input kepada Bappeda. Bappeda fungsikan diri sebagai Bappeda, beri masukan kepada saya. Dan saya minta ini difungsikan,” tegasnya.
            Untuk itu, dia meminta Bappeda untuk terus berpikir dan berinovasi, tidak hanya sekedar menyelesaikan pekerjaan di kantor tetapi juga harus rutin menindaklanjuti keluhan yang ada di masyarakat. Seperti permasalahan penutupan jalan oleh sebagian warga, Bappeda dalam hal ini semestinya memberikan masukan kepada dirinya serta mencari solusi yang terbaik. (jm)

Tidak Ada Kamar VIP

Pembangunan Rumah Sakit Kota Pontianak dalam progressnya sudah sesuai dengan yang direncanakan. “Hanya ada sedikit perubahan, awalnya bangunan ini terdiri dari dua lantai tapi saya lihat ada dak ini makanya lebih baik dimanfaatkan untuk ruang kantor,” ujar Walikota Pontianak, Sutarmidji saat meninjau bangunan rumah sakit milik Pemkot Pontianak di Jalan Kom Yos Sudarso, Rabu (14/9).
            Sutarmidji menambahkan, tahun depan akan dibangun satu tower dulu untuk rawat inap. Idealnya, ada dua atau tiga tower untuk rawat inap. “Jadi rumah sakit ini tergantung pada perkembangan kemampuan pelayanan ya. Saya instruksikan di rumah sakit ini tidak ada kamar VIP, yang ada hanya pelayanan VIP. Jadi semuanya pelayan itu VIP, tidak membeda-bedakan dari lapisan masyarakat mana pasien berasal,” ungkapnya.
            Pembangunan rumah sakit ini secara terus-menerus dilakukan pembenahan. Walikota juga menegaskan kembali, di rumah sakit ini tidak ada penyebutan kamar-kamar VIP, yang membedakan hanya tiap-tiap kamar dihuni untuk beberapa pasien.  “Yang jelas, standap pelayanannya SOP-nya itu harus jelas. Semua tindakan pelayanan tergantung penyakit yang diderita pasien, bukan tergantung kamarnya,” tegas Midji.
            Menurut dia, selama ini pelayanan yang diberikan rumah sakit pada umumnya bukan tergantung pada tindakan jenis penyakitnya tetapi jenis kamar yang dihuni pasien yang bersangkutan, apakah itu kelas I, II, III atau VIP. Harusnya yang diperhatikan, pasien sakit apa dan perlu pelayanan atau tindakan yang bagaimana,” ucapnya.
            Rumah sakit yang dibangun dengan dana Rp 43-48 miliar untuk tahap pertama ini berasal dari APBN Rp 24 miliar dan sisanya berasal dari APBD Kota Pontianak. “Kita sangat berharap bantuan APBN sekitar sepuluh hingga lima belas miliar untuk tahun ini,” pungkasnya. (jm)

Walikota Ajak Semua Introspeksi Diri

Walikota Pontianak, Sutarmidji mengajak seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak untuk introspeksi diri masing-masing, apalagi khususnya yang muslim setelah menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh. “Kita tidak pernah tahu ke mana perjalanan hidup kita akan berakhir. Tapi yang jelas, kita  harus mempersiapkan diri bukan hanya mempersiapkan diri untuk kehidupan yang lebih nyaman di dunia tetapi juga kehidupan yang lebih nyaman di akhirat,” ujar Sutarmidji mengawali sambutannya pada apel pagi sekaligus acara halal bihalal di halaman Kantor Walikota Pontianak, Rabu (14/9). Halal bihalal dihadiri seluruh PNS yang bertugas di Sekretariat Daerah Kota Pontianak dan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
            Dia berharap, ini menjadi introspeksi bersama sehingga perlu memperbaiki diri masing-masing. Walikota juga meminta seluruh pegawai supaya memperbaiki kinerja untuk menjalankan amanah yang diemban. “Tidak sulit untuk menjalankan amanah itu sepanjang dijalankan dengan ikhlas. Dan saya berharap, kita mulai menghilangkan kebohongan,” katanya.
            Dikatakannya, dirinya sebagai Walikota mulai berupaya untuk menghilangkan kebohongan, walaupun diakuinya ada beberapa item-item kegiatan pemerintahan tidak boleh terlalu transparan tetapi dari sisi audit anggaran maupun kinerja hal tersebut terukur. “Artinya, sekalipun tidak harus telanjang atau transparan dalam arti terbuka semua, bukan berarti ada yang disembunyikan. Tidak ada satu pun disembunyikan. Semuanya itu terukur dan itu bisa dilihat dari audit yang dilakukan baik dari BPKP maupun BPK,” tegasnya.
            Sutarmidji menyayangkan ada beberapa PNS di jajarannya yang menuntut haknya dalam memperoleh jabatan struktural padahal PNS tersebut belum layak menduduki suatu jabatan. “Bukan bicara, saya ini IVa-nya sudah sepuluh tahun, bukan itu. Tapi, saya ini sudah pantas belum mendapat jabatan itu. Jangan samakan dengan model di partai, siapa yang senior dia yang mendapat jabatan,” tegas Midji.
            Untuk itu, lanjut dia, seorang PNS yang diberikan amanah dalam menduduki suatu jabatan bukan karena lamanya bekerja akan tetapi yang menjadi penilaian adalah kinerjanya. Walikota juga meminta kepada seluruh PNS di jajaran pemerintahannya agar memahami tugas pokok dan fungsi masing-masing. (jm)

Lestarikan Tradisi Halal Bihalal

Untuk mempererat tali silaturrahmi pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Senin (12/9), Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kota Pontianak menggelar halal bihalal di aula rumah jabatan Wakil Walikota Pontianak. Halal bihalal ini dihadiri anggota PWRI yang terdiri dari mantan pejabat Pemkot serta pensiunan pegawai lainnya. Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Walikota Pontianak, Paryadi.
            Paryadi mengatakan, halal bihalal ini bisa menjadi wadah bagi seluruh anggota PWRI untuk saling bersilaturahmi dan bertemu satu sama lainnya setelah beberapa tahun lamanya memasuki masa pensiun. “Dengan halal bihalal ini kita bisa saling memaafkan satu sama lainnya, yang mungkin ada kesalahan dan kekhilafan yang kita buat baik itu disengaja maupun tidak disengaja,” ujar Paryadi mengawali sambutannya di hadapan anggota PWRI yang hadir.
            Wakil Walikota menambahkan, halal bihalal ini merupakan suatu tradisi dalam masyarakat Indonesia yang perlu terus dilestarikan. “Ini merupakan tradisi yang unik dan baik untuk kita lestarikan. Artinya, rasa persaudaraan dengan adanya kegiatan seperti ini bisa menumbuhkembangkan semangat persaudaraan untuk saling bekerja sama,” katanya.
            Sementara itu, Ketua PWRI Kota Pontianak, Laswardi Firman menghimbau kepada seluruh anggota PWRI agar segera memberitahukan jika ada yang mengalami musibah atau ada pihak keluarga yang meninggal dunia. “Tolong jika ada anggota PWRI yang mengalami musibah, hubungi kami minimal melalui telepon,” pungkasnya.
Usai acara halal bihalal, dilanjutkan dengan penyerahan hadiah doorprize kepada anggota PWRI yang beruntung. (jm)

Investor Lirik Kawasan Pontianak Timur

Para investor mulai melirik wilayah Kecamatan Pontianak Timur karena memiliki prospek yang menjanjikan. Buktinya, salah satu investor yang ada di Kota Pontianak akan membangun pasar tradisional dengan nuansa modern. “Ini sebagai upaya pemerintah menggandeng investor membangun Pontianak sebagai perwujudan misi kota bertaraf internasional,” ujar Paryadi usai penancapan tiang pertama pembangunan Pasar Anggrek, Minggu (11/9) pagi.
            Paryadi berharap dengan keberadaan pasar ini sebagian masyarakat tidak lagi menganggap Pontianak Timur dianaktirikan dan bukan lagi kawasan tertinggal. “Sebenarnya pembangunan pasar ini sudah direncanakan dari tahun 2002, tapi baru terealisasi. Semoga tidak lagi anggapan Pontianak Timur sebagai kawasan tertinggal dengan adanya pasar ini,” katanya.
            Pasar ini bernama Pasar Anggrek, berlokasi di pertigaan Jalan Ya’M Sabran dan Sultan Hamid. Diharapkan pasar ini memiliki dampak ikutan yang dapat mensejahterakan masyarakat sekitar. “Mesti ada multiplayer effect-nya. Misalnya, NJOP di kawasan sekitar jadi meningkat dengan adanya pasar dan tentunya ekonomi masyarakat bisa lebih baik,” tutur dia.
            Pasar Anggrek ini letaknya dalam satu kawasan di mana ruko, kios dan lapak terpisah bangunannya. Pembangunan pasar ini murni investor, hanya lapak yang dikelola Pemkot Pontianak. “Kita mendukung swasta untuk membangunnya. Bangunannya swasta, kalau pedagang ingin berjualan di lapak berkoordinasi dengan kita,” terangnya.
            Paryadi mengajak masyarakat Pontianak Timur mesti mendukung pembangunan pasar itu. Diharapkan sebagian pasar sudah bisa berfungsi dalam kurun waktu satu tahun setengah.
            Direktur Utama PT Bumi Mitra Bersatu, yang membangun Pasar Anggrek, Anton Limbong mengungkapkan,  investasi pembangunan pasar ini sebesar Rp 98 miliar. Kawasan pasar ini akan dibangun 160 ruko, 64 kios dan 48 lapak. Namun barang yang dijual di pasar ini bersifat kering, tidak diperuntukan bagi pedagang ikan dan sejenisnya. “Pasar ini nantinya tidak untuk pedagang ikan atau barang yang basah, paling buah dan sayuran. Ini kita lakukan untuk menghindari limbah,” pungkasnya.(jm)
           

Atlet Jangan Sampai Menderita Di Hari Tua

Walikota Pontianak, Sutarmidji mengajak para atlet yang ada di Kota Pontianak untuk terus mencetak prestasi sebaik mungkin karena pemerintah akan memberikan perhatian dan penghargaan kepada mereka.
Masih banyaknya atlet di Indonesia dan Kalimantan Barat khususnya, yang tidak memiliki masa depan setelah tidak menjadi atlet bahkan kehidupannya menderita, diharapkan tidak akan terjadi lagi.
Di Hari Olahraga Nasional (Haornas) 9 September lalu, pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga memberikan penghargaan kepada ribuan insan olahraga yang telah berprestasi dan memiliki andil besar terhadap kemajuan olahraga di tanah air.
Menanggapi hal tersebut, Sutarmidji menjelaskan bahwa pemerintah memang tidak main-main dalam memajukan olahraga di tanah air dan jika para atlet telah berprestasi hingga tingkat dunia maka pemerintah tidak segan-segan dalam memberikan penghargaan. Dirinya menyebutkan salah seorang mantan atlet balap sepeda asal daerah ini, Maruki matsum yang berhasil memperoleh penghargaan berupa satu buah rumah. “Berkat kerja kerasnya meraih prestasi di kancah sepeda dunia, dia berhasil memiliki satu
buah rumah yang harganya juga mahal,” ujar Sutarmidji.
 Walikota merasa prihatin, hingga saat ini masih banyak para atlet yang kehidupannya di hari tua sangat menderita. Dia mengatakan, sebelumnya pada saat masih menerima tenaga honorer di Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak banyak atlet yang direkrut dan saat ini para atlet tersebut telah menjadi seorang pegawai negeri sipil dan masa depannnya juga bisa terjamin.
Dia juga menghimbau agar para atlet yang ada di Kota Pontianak untuk bisa mengikuti jejak Maruki Matsum yang berhasil membawa nama baik daerah. “Mari para atlet Kota Pontianak, ukir prestasi setinggi-tingginya baik tingkat nasional bahkan internasional,” pungkasnya. (jm)

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks