Pelantikan Pejabat Eselon Tanpa Jas Resmi

Tidak seperti pelantikan pejabat eselon di lingkungan Pemerintah kota (Pemkot) Pontianak sebelumnya, Kamis (15/9) di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Walikota, tidak ada satu pun yang mengenakan pakaian jas resmi, tak terkecuali Walikota Pontianak, Sutarmidji. Pelantikan pejabat eselon III dan IV ini terlihat berbeda karena seluruh pejabat yang hadir mengenakan pakaian PDL yang berlaku pada hari itu. Ini seperti yang pernah dicetuskan Walikota bahwa pelantikan tidak lagi mengenakan pakaian jas resmi namun mengenakan pakaian yang berlaku pada saat pelantikan digelar. Kendati demikian, pelantikan tetap berlangsung khidmat seperti biasanya. Acara pelantikan dihadiri Sekretaris Daerah Kota Pontianak, M Akip serta pejabat eselon di jajaran Pemkot Pontianak. Jumlah pejabat yang dilantik yakni pejabat eselon III sebanyak 23 orang dan eselon IV sebanyak 37 orang.
            Menurut Sutarmidji, pelantikan ini untuk mengisi jabatan-jabatan yang kosong sehingga konsekuensinya yakni perlu adanya pergeseran-pergeseran jabatan di jajaran pemerintahannya. “Dan ini untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi dimana banyak sekali ditemukan jabatan-jabatan yang kosong karena pensiun sehingga perlu ada pergeseran,” ujar Sutarmidji.
            Dia mejelaskan, seandainya ada satu jabatan eselon dua yang kosong maka akan ada lima pergeseran jabatan. Jika ada satu eselon III a yang kosong, pasti akan ada tiga pergeseran, jika satu eselon III b ada yang kosong maka akan ada dua pergeseran. Begitu juga jika ada eselon IV a yang kosong, pasti akan ada dua pergeseran. “Itulah tatanannya dan tidak bisa ditolak. Dan ini bukanlah hal yang gampang untuk dikerjakan,” tutur dia.
            Walikota mengungkapkan alasannya memilih beberapa pejabat eselon III yang diberikan amanah untuk menduduki suatu jabatan. Sebut saja, Indra Yuana, yang ditunjuk sebagai Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas), Midji mengatakan alasannya memilih dia karena pangkatnya sudah IV b dan latar belakang pendidikannya Sospol.
            Dalam kesempatan itu, Sutarmidji mengungkapkan beberapa hal yang perlu segera ditangani secara serius, misalnya masalah pencemaran lingkungan supaya ditangani secara cepat. “Saya berharap supaya generasi-generasi muda yang ada ini mampu memberi motivasi kepada saya sebagai kepala daerah, bukannya saya yang memotivasi kepada saudara,” ucapnya prihatin.
            Dia juga menyorot kinerja Badan Perencanaan  dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak yang sudah sering kali dimintai untuk lebih banyak memberikan input atau masukan-masukan kepada dirinya sebagai kepala daerah untuk percepatan pembangunan. “Harusnya Bappeda yang memberikan input kepada saya, bukan sebaliknya saya yang memberikan input kepada Bappeda. Bappeda fungsikan diri sebagai Bappeda, beri masukan kepada saya. Dan saya minta ini difungsikan,” tegasnya.
            Untuk itu, dia meminta Bappeda untuk terus berpikir dan berinovasi, tidak hanya sekedar menyelesaikan pekerjaan di kantor tetapi juga harus rutin menindaklanjuti keluhan yang ada di masyarakat. Seperti permasalahan penutupan jalan oleh sebagian warga, Bappeda dalam hal ini semestinya memberikan masukan kepada dirinya serta mencari solusi yang terbaik. (jm)

1 komentar:

bakanekobaka mengatakan...

Biar lebih sederhana dan tak perlu susah payah ganti baju. Tapi, apakah tidak melanggar Permendagri 11/2008 yang menyebutkan PDH dipakai untuk tugas sehari-hari, manakala untuk upacara pelantikan memakai PDU? Kecuali jika pelantikan pejabat eselon ini dianggap tugas sehari-hari. Hehehe.

Posting Komentar

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks