Warga Dilatih Siaga Banjir

Sebanyak 40 warga dari 13 kelurahan di Kota Pontianak mendapat pelatihan menghadapi banjir, Sabtu (31/3) di Aula Rohana Muthalib Kantor Bappeda Kota Pontianak. Dengan pelatihan ini warga tersebut diharapkan menjadi yang terdepan jika di terjadi banjir di Kota Pontianak. “Biasanya bencana banyak makan korban harta dan benda karena korban panik, tidak memiliki pengetahuan tentang kebencanaan. Dengan memberi ilmu kepada warga seperti ini diharapkan dapat meminimalisir korban, baik harga maupun jiwa,” kata Wakil Walikota Pontianak.
Sebanyak 40 warga itu merupakan utusan dari setiap kelurahan di Kota Pontianak yang berada di sepanjang bantaran Sungai Kapuas. Dari 13 kelurahan yang diundang hanya Sungai Beliung yang tidak mengirim utusannya, padahal kelurahan itu beresiko besar mengalami bencana banjir. Pada Desember 2010 beberapa rumah di Sungai Beliung hanyut karena banjir rob yang datang tiba-tiba.
Paryadi mengatakan, dia berharap ada tindaklanjut dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kot Pontianak setelah pelatihan warga siaga banjir tersebut. “Pikirkan bagaimana menindaklanjut pelatihan ini. Misalnya dengan menjalin komunikasi dan koordinasi dengan BPBD, entah apa bentuknya mungkin ada koordinator warga nanti,” ucapnya.
Selain teori warga juga menjalani simulasi dan praktik lapangan di Taman Alun-alun Kapuas, Sabtu siang hingga sore. Mereka mendapat pelatihan dari PMI Kalbar dan Kantor SAR Pontianak. PMI memberikan pengetahuan bantuan hidup dasar, sementara SAR mentransfer ilmu recue air.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana BPBD Kota Pontianak Haryadi mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti penyiapan warga siaga banjir tersebut. Menurutnya hal itu penting karena memang Kota Pontianak langganan bencana terutama banjir. “Nanti akan kita pikirkan untuk membuat posko warga siaga bencana, tidak hanya banjir,” ujarnya.
Diharapkannya warga yang mendapat ilmu kebencanaan tersebut dapat terus mengasah kemampuan dan menularkannya ke lingkungan terdekat. Keluarga dan warga sekitar tempat tinggal. “Yang terpenting bagaimana menanamkan kepedulian kita terhadap bencana. Karena hanya sedikit orang yang peduli,” ungkap Haryadi.
Salah seorang peserta Iil meminta kegiatan ini tidak berhenti pada pelatihan saja. Ada tindaklanjut dari Pemkot Pontianak terhadap mereka yang peduli bencana. “Sayang kalau hanya berhenti begini saja. Mestinya ada terus kegiatan, baik tingkat kota atau kecamatan,” pungkasnya.  (jm)
                         
           

0 komentar:

Posting Komentar

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks