Trafficking Tak Hanya Ke Luar Negeri

Perdagangan orang atau trafficking tidak hanya semata perdagangan orang ke luar negeri tetapi juga di dalam negeri sendiri. “Di dalam negeri juga berkembang perdagangan manusia. Misalnya anak-anak yang direkrut dari kampung kemudian di bawa ke kota dan dijadikan pengemis. Itu juga bagian dari perdagangan manusia. Jadi perdagangan manusia bukan hanya terjadi di luar negeri tetapi di dalam negeri juga,” ujar Wakil Walikota Pontianak, Paryadi saat membuka pelatihan Shelter Management bagi penyedia layanan untuk korban perdagangan orang, Selasa (19/6) di Aula Dinas Pendidikan Kota Pontianak.
            Pelatihan manajemen shelter ini digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak bekerja sama dengan Kementerian Sosial RI dan International Catholic Migration Commission (ICMC). Tujuan digelarnya pelatihan manajemen shelter ini agar para penyedia layanan bagi korban perdagangan orang memahami dan memiliki kemampuan dalam pengelolaan dan penanganan terhadap korban perdagangan orang. Selain itu juga sebagai upaya optimalisasi pelayanan dan keterampilan petugas-petugas pemberi layanan dalam upaya pemenuhan hak dasar anak dan mewujudkan kesejahteraan sosial anak.
            Paryadi menambahkan, persoalan perdagangan orang ini perlu tindakan yang konkret dari semua pihak, tidak hanya sekedar meluapkan dari sisi humanisme saja. Apalagi Pontianak sebagai ibu kota provinsi menjadi tujuan urbanisasi dari sebagian orang. Persoalan ini perlu mendapat perhatian serius karena urbanisasi rentan terjadinya tindakan perdagangan orang. Namun demikian, dengan adanya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yang diterapkan Kota Pontianak dapat mencegah terjadinya perdagangan manusia. “Maraknya perdagangan orang karena mereka yang berasal dari luar Kalimantan Barat (Kalbar)  bekerja ke negara tetangga masuk melalui Kalbar,” ungkapnya.
            Dia berharap, pelatihan ini bisa menjadi motor penggerak bagi para pekerja sosial maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk ikut peduli dalam penanganan persoalan-persoalan anak dan perdagangan manusia.
            Atas nama Pemkot, Paryadi mengungkapkan apresiasinya kepada para peserta yang umumnya pekerja sosial ini karena telah meluangkan waktunya mengikuti pelatihan manajemen shelter sehingga partisipasi lembaga penyedia layanan bagi korban perdagangan manusia ini turut membantu Pemkot dalam penanganan persoalan-persoalan sosial khususnya perdagangan manusia yang kerap menjadikan anak sebagai korban. “Anak-anak inilah yang akan menggantikan kita sebagai generasi penerus bangsa,” pungkasnya. (jim)      

0 komentar:

Posting Komentar

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks