Memaknai Hari Raya
Idul Fitri bukanlah dengan mengenakan pakaian baru atau menikmati berbagai
hidangan makanan tetapi bagaimana mengimplementasikan apa yang telah dilakukan
selama bulan suci Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari setelah
Ramadhan sampai bertemu Ramadhan berikutnya. “Karena Ramadhan itu sebagai bulan
penempa diri manusia untuk pencapaian rahmatan lilalamin, untuk mendapatkan
rahmat Allah dan untuk semakin baik dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Wali
Kota Pontianak, Sutarmidji usai melaksanakan Shalat Ied.
Menurut Sutarmidji,
orang yang puasanya diterima Allah adalah orang yang mengalami perubahan dalam
perilaku kehidupannya sehari-hari hingga diketemukan Ramadhan yang akan datang.
“Kalau misalnya setelah Ramadhan tidak ada perubahan dalam sikap atau perbuatan
bahkan semakin parah, itu berarti Ramadhannya gagal,” tuturnya.
Sementara itu,
Ustadz H Jalaluddin Ahmad, LC, khatib Shalat Ied, dalam khutbahnya bertemakan
kemuliaan orang tua, mengatakan kasih sayang ibu yang tidak ada batasnya dan
tanggung jawab ayah yang begitu besar, semua ini harus diingat betapa besarnya
jasa-jasa mereka yang tanpa pamrih berbuat demi anak-anaknya. “Maka sungguh
berbahagialah mereka yang semasa hidup orang tuanya, mengabdi dan berbakti
kepada keduanya dan sungguh rugilah mereka yang semasa hidup orang tuanya,
selalu menghardik dan menyakiti hati keduanya,” paparnya.
Untuk itu, dia
mengajak jamaah Shalat Ied agar menghargai orang tua dan berbakti kepada mereka
karena mereka telah berkorban demi membesarkan anak-anaknya. (jim)
0 komentar:
Posting Komentar