Kafilah Kota Pontianak Raih Juara Kedua

Target Kafilah Kota Pontianak mempertahankan juara umum MTQ XXIV Tingkat Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) pupus sudah setelah beberapa cabang yang diperlombakan dalam MTQ XXIV di Kabupaten Melawi direbut oleh tuan rumah. Kabupaten Melawi berhasil meraih juara umum atau peringkat pertama, sedangkan Kota Pontianak  hanya meraih peringkat kedua setelah berturut-turut menjadi juara umum. Pengumuman pemenang ini dibacakan saat penutupan MTQ XXIV di Stadion Raden Temenggung Setia Pahlawan, Nanga Pinoh Kabupaten Melawi, Kamis (17/5) malam.
            Wakil Walikota Pontianak, Paryadi yang hadir pada malam penutupan MTQ menuturkan, meskipun Kafilah Kota Pontianak gagal mempertahankan juara umum tahun ini, para kafilah maupun official diharapkan tetap bersemangat dan terus berlatih agar tampil lebih baik lagi pada MTQ tingkat provinsi mendatang. “Saya berharap para kafilah maupun official bisa termotivasi agar bisa merebut kembali sebagai juara umum pada MTQ tingkat provinsi mendatang. Tetap terus berlatih walaupun MTQ mendatang masih lama,” ujar Paryadi saat ditemui usai acara penutupan MTQ XXIV di Nanga Pinoh.
            Dia berpesan, sudah seharusnya dilakukan pembibitan sejak dini serta pemantapan kepada para kafilah atau peserta supaya pada saat MTQ tingkat provinsi mendatang tampil lebih baik lagi dan meraih juara di semua cabang yang diikuti.
            Cabang-cabang dalam lomba MTQ yang sebelumnya didominasi Kafilah Kota Pontianak sebagai finalis tidak seluruhnya meraih juara pertama, hanya sebagian dari cabang-cabang itu berhasil diraih peserta MTQ utusan Kota Pontianak
            Adapun cabang-cabang yang berhasil diraih Kafilah Kota Pontianak antara lain cabang golongan Tartil Qur’an putra meraih peringkat terbaik kedua, Tartil Qur’an putri peringkat kedua, tilawah golongan anak-anak putri terbaik kedua, tilawah golongan remaja putra peringkat pertama, tilawah golongan remaja putri juara harapan, tilawah golongan dewasa putra peringkat kedua, tilawah golongan dewasa putri peringkat kedua.
            Tilawah golongan cacat netra pria peringkat kedua, cacat netra wanita peringkat kedua, golongan Qira’at Tussabah pria peringkat kedua, wanita peringkat ketiga, cabang Hifzil Qur’an golongan 1 juz Ma’atilawah, hafizah terbaik pertama, golongan 10 juz hafiz juara harapan, golongan 20 juz hafizah terbaik ketiga, golongan 30 juz hafizah terbaik pertama.
            Cabang Syarhil Qur’an dan Fahmil Qur’an, Kafilah Kota Pontianak berhasil memboyong peringkat pertama. Cabang Khattil Qur’an golongan dekorasi putra, juara harapan. (jim)

Pemkot Pangkas Anggaran Perjalanan Dinas


Walikota Pontianak, Sutarmidji mengungkapkan, jauh sebelum adanya instruksi dari pusat terkait penghematan dalam pengeluaran biaya perjalanan dinas, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak telah melakukan penghematan itu. "Bahkan sebelum dilakukan penghematan, anggaran perjalanan dinas kita pernah sampai di atas Rp 10 miliar. Kemudian turun menjadi Rp 7 miliar, tahun 2010 menjadi Rp 5,7 miliar realisasinya dan tahun 2011 yang sudah diaudit, realisasinya hanya Rp 4,7 miliar," ujar Sutarmidji, Rabu (16/5) di ruang kerjanya.
Perjalanan dinas yang disebutkannya itu merupakan perjalanan dinas Pemkot Pontianak, tidak termasuk perjalanan dinas DPRD Kota Pontianak.
Tidak hanya itu, penghematan yang diterapkan Pemkot juga mencakup penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM). "Mulai 1 Juli ini 80 persen dinas tidak lagi menggunakan mobil dinas, artinya kepala dinas tidak mendapatkan fasilitas mobil dinas tetapi diganti dengan uang transportasi dengan besaran bekisar Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta per bulan," ungkapnya.
Tentu saja dengan kebijakan ini otomatis kepala-kepala dinas tidak lagi menggunakan mobil dinas tetapi menggunakan mobil pribadi yang dimilikinya. Dampaknya biaya yang dikeluarkan lebih hemat dan lebih ringan.
Selain itu, pengeluaran anggaran-anggaran yang tidak menyentuh langsung terhadap masyarakat, bahkan cenderung terjadi penyimpangan. "Seperti misalnya dana bantuan sosial (bansos). Bansos itu dulu pernah mencapai Rp 48 miliaran. Kemudian pada masa jabatan saya, saya turunkan menjadi Rp 18 miliar hingga Rp 20 miliar. Itupun digunakan untuk pengentasan kemiskinan seperti beasiswa, perbaikan rumah tidak layak huni, pembangunan rumah ibadah dan lain sebagainya," pungkasnya. (jim)

Pemkot Capai Target WTP

Target Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak untuk mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)  akhirnya tercapai. Hasil audit ini diterima Walikota Pontianak, Sutarmidji pada Rabu (16/5) di Kantor BPK.  Sebelumnya, Pemkot pernah menyandang predikat disclaimer, kemudian secara bertahap berhasil mendapat predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) hingga pada saat ini mendapat WTP. "Ini merupakan kerja keras kita selama ini, dari disclaimer ketika saya menjabat hingga sampai saat ini mendapat predikat WTP," kata Sutarmidji.
Dia menjelaskan, dengan diperolehnya predikat WTP ini berarti jalannya pengelolaan APBD sudah pada relnya. "Sehingga kita bisa melakukan percepatan-percepatan dalam pembangunan," tukasnya.
WTP menurut dia bukan berarti tidak ada temuan, tetapi temuan-temuan itu sangat kecil dan tidak mengakibatkan kerugian negara. "Hanya masalah administrasi saja, jadi tidak ada kerugian negara," imbuhnya.
Terkait percepatan pelayanan publik khususnya pelayanan perizinan, mulai 1 Juli ini Walikota Pontianak akan melaunching pelayanan perizinan Surat Tanda Izin Usaha (SITU), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) bisa selesai hanya dalam satu hari dan bisa ditunggu tanpa dipungut biaya.
Tak hanya itu, percepatan proses Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pun akan dipangkas menjadi 14 hari. Izin Gangguan (HO) dipersingkat menjadi 3 hari selesai. "Ini akan kita percepat terus karena kita ingin memberikan kemudahan kepada investor agar mereka tertarik untuk berinvestasi di sini," pungkasnya. (jim)

Lidah Buaya Paling Laris


Semarak MTQ XXIV Tingkat Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) di Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi tidak hanya dimeriahkan dengan pawai kendaraan hias, pameran pun turut digelar sebagai agenda rutin setiap penyelenggaraan MTQ tingkat provinsi. Stand-stand pameran yang diisi oleh  kabupaten/kota se-Kalbar ini menarik minat masyarakat untuk mengunjungi pameran ini.
Salah satunya stand Kota Pontianak yang menampilkan produk unggulannya berupa lidah buaya. Menurut penjaga stand, Wawa, pengunjung yang datang sangat antusias apalagi minuman lidah buaya menjadi daya tarik mereka untuk membeli. "Padahal stok yang kita bawa ke sini cukup banyak tapi ludes dibeli pengunjung stand," ujar Wawa saat ditemui di lokasi Pameran MTQ, Selasa (15/5).
Dia menambahkan, sejak hari pertama hingga hari kedua saja jumlah transaksi di stand Kota Pontianak hampir mencapai Rp 2 juta.  Jumlah pengunjung pun hampir mencapai 200 orang kendati pameran baru dibuka dua hari. "Kita sama sekali tidak menyangka jumlah pengunjung yang datang cukup membludak, apalagi mereka tertarik membeli produk-produk yang kita tampilkan," ucap Wawa yang juga sebagai staf di Dinas Perindagkop dan UKM Kota Pontianak.
Selain produk unggulan lidah buaya, baik itu dalam bentuk minuman maupun penganan, stand ini juga menampilkan berbagai kerajinan tangan seperti miniatur Tugu Khatulistiwa, miniatur meriam karbit, kerajinan dari akar keladi air, kain tenunan corak insang, hiasan pokok telur sebagai pelengkap prosesi pernikahan dan produk-produk lainnya.
Hasnah (30), warga Kabupaten Melawi, yang berkunjung ke stand Kota Pontianak mengungkapkan, dirinya senang bisa melihat langsung produk-produk lidah buaya yang ditampilkan dalam berbagai bentuk. "Saya kira lidah buaya itu hanya dibuat dalam bentuk minuman atau shampo, ternyata ada juga makanan seperti dodol atau permen lidah buaya serta minuman teh lidah buaya," tuturnya.
Stand Kota Pontianak tampil dengan ciri khasnya berupa ornamen rumah melayu bernuansa Islami dengan didominasi warna hijau dan kuning. Stand-stand yang ikut serta dalam pameran MTQ ini akan dinilai oleh panitia untuk dipilih stand mana yang berhak menjadi juara. (jim)

Kota Pontianak Tampilkan Lancang Kuning

Iring-iringan pawai takruf dan konvoi kendaraan hias, Sabtu (12/5) pagi mewarnai MTQ XXIV Tingkat Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) di Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi. Diantara konvoi kendaraan hias yang mewakili kabupaten/kota se-Kalbar, Kota Pontianak tampil dengan kendaraan hias berbentuk perahu Lancang Kuning kebanggaan masyarakat Kota Pontianak. Perahu Lancang Kuning ini cukup menarik perhatian masyarakat yang menyaksikannya, apalagi di atas kendaraan itu diiringi alunan tabuhan tar sehingga menambah semarak pawai kendaraan hias dalam rangka MTQ XXIV ini.
Perahu ini dikerjakan selama tiga hari dengan panjang 12 meter dan tinggi 1,20 meter. Selain itu, replika Masjid Mujahiddin yang baru juga turut menghiasi perahu Lancang Kuning. Salah seorang warga yang menyaksikan pawai kendaraan hias, Ayu (22) mengatakan, MTQ XXIV di Melawi ini sangat meriah apalagi ada pawai takruf dan kendaraan hias dari kabupaten/kota se-Kalbar. "Senang rasanya bisa melihat berbagai kendaraan hias yang menampilkan ciri khas masing-masing daerah. Seperti Kota Pontianak yang menampilkan perahu Lancang Kuning. Sebelumnya saya tidak tahu bagaimana bentuknya tapi dengan adanya replika kendaraan hias berupa perahu Lancang Kuning, saya jadi tahu apa itu Lancang Kuning," ucapnya.
Sebanyak 33 kafilah Kota Pontianak siap berlaga mengikuti MTQ XXIV Tingkat Provinsi Kalbar. (jim)

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks