PKH Untuk Rumah Tangga Sangat Miskin

Sebanyak empat kecamatan dari enam kecamatan se Kota Pontianak mendapat kuota untuk Program Keluarga Harapan (PKH) dari 2010- 2011. Empat kecamatan itu yakni Kecamatan Pontianak Utara, Pontianak Kota, Pontianak Timur serta Pontianak Barat. "Kecamatan yang tidak termasuk yakni Kecamatan Pontianak Selatan serta Pontianak Tenggara tidak masuk dalam kuota PKH 2011," ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak, Multi Junto Bhatarendro, usai Rapat Kerja (Raker) PKH Kota Pontianak, Rabu (28/9) di Aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak.
Rakor ini dihadiri perwakilan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Dr. Utami Dewi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Drs. Mulyadi, M.Si, Kepala Bappeda Kota Pontianak, Ir. Herry Haddad, Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Pontianak, Eka Suwarni.
Multi menambahkan, dari kesepakatan Kemenkes, diharapkan semua kecamatan di kota itu mendapatkan kuota PKH. “PKH ini tidak akan tumpang tindih dengan bantuan kesehatan lainnya, seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) maupun lainnya,” tegasnya.
Program ini merupakan Conditional Cash Transfer. Kendati ada pemberian uang tunai tetapi dalam kondisi tertentu. Untuk di bidang kesehatan, PKH bagi ibu hamil (bumil) harus periksa kehamilan selama empat kali. "Jadi, dapat bantuannya full. Bantuannya tunai, tetapi melalui pemeriksaan," papar Multi.
Guna memastikan calon penerima PKH bagi ibu hami ini sudah diperiksa, ada tim pendamping yang akan memverifikasi semua kegiatan yang dilakukan oleh peserta PKH. "Nah, kalau Jamkesmas orang yang mendekati miskin juga bisa masuk dalam program Jamkesmas. Tapi untuk PKH ini, pesertanya benar-benar Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Secara otomatis, ketika peserta PKH pasti termasuk juga Jamkesmas. Begitu juga sebaliknya, peserta Jamkesmas pasti peserta PKH," terangya.
Jamkesmas berlaku untuk semua peserta PKH, dan kartu PKH bisa digunakan untuk akses mendapatkan layanan kesehatan pada semua tingkatan layanan kesehatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pontianak, Mulyadi mengatakan, peserta PKH diupayakan mendapatkan beasiswa miskin sesuai prosedur yang ada, baik itu melalui alokasi APBD maupun APBN. "Tidak boleh ada warga kota ini yang usia sekolah tetapi putus sekolah. Termasuk RTSM. Semua harus sekolah," tegas Mulyadi.
Kemudian, lanjut dia, pihaknya akan mengupayakan ada layanan pendidikan kesetaraan bagi peserta PKH. "Program beasiswa lanjutan jenjang SMA, diprioritaskan peserta PKH," pungkasnya. (jm)

Jadikan Gajah Mada Sebagai Coffee Street

Hari Jadi (Harjad) Kota Pontianak ke 240 bulan Oktober mendatang, menjadi salah satu momentum untuk mengangkat potensi-potensi yang sudah dimiliki kota ini. “Kita ingin mengangkat potensi-potensi yang sudah ada pada momen dalam rangka Hari Jadi Kota Pontianak mendatang,” ujar Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pontianak, Ayuharro usai rapat koordinasi panitia harjad, Selasa (27/9) di Aula Rumah Jabatan Wakil Walikota Pontianak.
            Salah satu potensi yang ingin diangkat yakni  coffee street, yakni kawasan yang khusus dijadikan ikon sebagai tempat orang yang ingin menikmati kopi atau lebih dikenal dengan warung kopi. “Pencanangan coffee street  ini akan kita lakukan pada tanggal 8 Oktober mendatang,” ungkapnya.
            Kawasan yang akan dicanangkan sebagai coffee street  yakni sepanjang Jalan Gajah Mada. Diharapkan jalan itu menjadi ikon yang nantinya akan dikenal sebagai coffee street nya Kota Pontianak, baik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan asing. “Jadi dari manapun juga, baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan asing bahwa yang namanya coffee street itu adanya di Jalan Gajah Mada,” jelasnya.
            Menurut dia, konsep coffee street ini akan dilakukan secara bertahap oleh pemilik warung kopi di sepanjang Jalan Gajah Mada, baik dari aspek higienitas, penampilan, kebersihan dan juga aspek pelayanannya terhadap pengunjung. “Kalau bisa setiap warung kopi memiliki branding pada gelas yang digunakan untuk menyajikan kopi serta pakaian yang digunakan pelayannya,” paparnya.
            Coffee street  ini juga mendapat dukungan penuh dari pemilik warung kopi khususnya di sepanjang Jalan Gajah Mada, terbukti mereka hadir memenuhi undangan rapat beberapa waktu lalu menjelang pencanangan coffee street dalam rangka Harjad Kota Pontianak mendatang. “Mereka merasa terbantu dengan adanya publikasi dan gagasan Pemkot dengan menjadikan kawasan Jalan Gajah Mada sebagai coffee street karena berdampak terhadap usaha yang digeluti mereka,” tutur Ayuharro.
            Selain itu, dengan adanya coffee street  ini bisa menjadi obyek wisata bagi wisatawan yang ingin menikmati kopi dengan suasana yang menarik dan tidak ditemukan di kota-kota lain.
            Penataan kawasan coffee street dilakukan secara bertahap dengan mengemasnya sebaik mungkin agar menarik minat orang untuk menyusuri kawasan ini. “Kita akan lakukan secara bertahap dengan mengemas area ini menjadi kawasan yang lebih representatif,” tutupnya. (jm)

Jangan Remehkan Penyakit

Kesehatan merupakan harta yang tak ternilai karena orang yang kaya sekalipun bisa jatuh miskin jika terserang penyakit. "Bayangkan saja,orang kaya terkena penyakit yang cukup parah hingga dua tahun, bisa jatuh miskin karena harus mengeluarkan biaya yang sangat besar," ujar Walikota Pontianak, Sutarmidji saat memberikan arahan kepada pegawai peserta apel pagi, Selasa (27/9) di halaman Kantor Walikota.
Karena begitu pentingnya kesehatan bagi kehidupan, Sutarmidji menghimbau dan mengajak seluruh pegawai agar selalu menjaga kesehatan karena berdampak terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan juga pembangunan Kota Pontianak. Dia pun mengajak seluruh pegawai agar rutin melakukan medical check up sehingga apabila mengidap suatu penyakit bisa langsung terdeteksi. "Saya himbau saudara-saudara untuk rajin-rajinlah periksa kesehatan. Jangan remehkan penyakit," himbaunya.
Dia mengakui, dirinya rutin memeriksakan kesehatan setiap tiga hari sekali yang dilakukan oleh petugas poliklinik di lingkungan Kantor Walikota. "Saya setiap tiga hari sekali rutin periksa tekanan darah, kolesterol, gula darah dan sebagainya," ungkapnya.
Menurut dia, ada beberapa penyakit yang umumnya diderita oleh orang berbadan gemuk namun bisa juga menyerang orang berbadan kurus. "Jangan salah,orang kurus pun bisa  terkena penyakit-penyakit tersebut,"  kata Sutarmidji.
Terkait jenjang karir pegawai di jajaran pemerintahannya, dia mengajak seluruh pegawai untuk berkompetisi dalam jenjang karir dengan meningkatkan kinerja masing-masing. "Tahun depan akan ada pejabat Eselon II yang memasuki masa pensiun dan berarti akan ada beberapa jabatan yang kosong sehingga ada peluang bagi saudara untuk mengisinya. Silakan saudara berkompetisi secara sehat," pungkasnya. (jm)

Pelayanan Perdana e-KTP Lancar

Pelaksanaan pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) di Kota Pontianak, Senin (26/9) mulai dilakukan serentak di enam kecamatan. Diawali oleh beberapa pejabat di jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, diantaranya Walikota Pontianak, Sutarmidji yang berdomisi di wilayah Kecamatan Pontianak Barat, Wakil Walikota Pontianak, Paryadi dan Ketua DPRD Kota Pontianak, Hartono Azas yang berdomisili di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan.
            Paryadi beserta istri, Ria Melati langsung mendatangi Kantor Camat Pontianak Selatan untuk pembuatan e-KTP. Bertempat di aula kantor itu, tahapan demi tahapan proses pembuatan e-KTP dilakukan Wakil Walikota dan istri dengan bimbingan petugas. Mulai dari pengisian data, pengambilan foto, tanda tangan, pengambilan sidik jari hingga perekaman iris mata yang sedikit membutuhkan waktu karena posisi mata harus tepat dengan  alat pembaca iris mata. Jika tidak, maka data yang sudah ada tidak dapat divalidasi.
            Menurut Paryadi, pada tahap ini masih dalam tahap verifikasi dan updating data. Setelah melalui proses ini maka dalam waktu 40 hari baru akan mendapatkan e-KTP. Sejauh ini, lanjut dia, dari sisi peralatan yang ada sudah cukup baik terutama jaringan koneksinya cukup cepat. Hanya saja untuk mematchingkan antara peralatan dengan personal ini yang sedikit memerlukan waktu. “Untuk sidik jari, tanda tangan maupun pemotretan tidak ada masalah. Mungkin yang sedikit membutuhkan waktu hanya pada pembacaan iris  mata,” ujar Paryadi usai melakukan proses pembuatan e-KTP.
            Dia juga mengajak masyarakat yang telah menerima undangan dari kelurahan untuk segera melakukan verifikasi dan updating data guna pembuatan e-KTP.
            Sementara itu, Ketua DPRD Kota Pontianak, Hartono Azas mengatakan, manfaat dengan adanya e-KTP ini sangat besar baik untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan pendidikan. Sebut saja, untuk data dan pengawasan penduduk, urusan keimigrasian, perbankan, akta kelahiran, melanjutkan pendidikan dan data Pemilihan Umum. “Untuk itu saya mengajak masyarakat untuk pro aktif, disamping kita juga minta pemerintah untuk terus menggalakkan dan mensosialisasikan e-KTP ini,” ujarnya.
            Camat Pontianak Selatan, Junaidi menjelaskan, untuk operasional pelaksanaan e-KTP sejauh ini tidak ada masalah. “Hanya karena hari Sabtu kemarin kita baru uji coba sehingga kita baru menyampaikan undangan pada Minggu kemarin. Jadi kita coba dulu untuk 100 orang wajib KTP yang kita undang untuk hari ini hingga jam 5 sore,” tuturnya.
            Di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan, ada 70.363 orang wajib KTP yang tersebar di lima kelurahan. Untuk hari pertama ini, undangan yang disebar untuk 100 orang wajib KTP. “Untuk hari berikutnya, kita akan buka pelayanan selama 15 jam hingga malam,” jelasnya.
            Dalam waktu 15 jam setiap hari pelayanan, Junaidi menargetkan sekitar 360 orang wajib KTP yang terlayani. “Dengan asumsi, satu jam dengan satu unit peralatan itu bisa 12 orang wajib KTP. Jadi, kalau dua unit dengan 15 jam bisa 360 wajib KTP,” tutupnya. (jm)

Followship

 
 

© Bluberry Template Copyright by Kota Pontianak

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks