Ketua rombongan, Eni,
Kepala Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak BP2KB Provinsi Jabar,
menuturkan kedatangan rombongan yang terdiri dari kabupaten/kota se-Jabar ini
bertujuan untuk melakukan studi banding dan memperoleh informasi terkait
keberhasilan Pemkot Pontianak meraih predikat KLA. “Kita juga akan menjajagi
kerja sama dengan Pemkot Pontianak dalam rangka pengembangan KLA ini,” ujarnya.
Menurut Wakil
Walikota Pontianak, Paryadi, keberhasilan Pemkot hingga meraih penghargaan
sebagai KLA tidak terlepas dari upaya semua pihak. Banyak upaya-upaya yang
dilakukan Pemkot untuk memenuhi kriteria sebagai KLA.
Mulai dari sektor
kesehatan, Pemkot telah mengalokasikan dana bagi Jaminan Kesehatan Masyarakat
Kota (Jamkesko) tiap tahunnya sebesar lebih kurang Rp 2 miliaran. “Jamkesko ini
memang kita khususkan prosentasenya lebih besar kepada anak-anak terutama
pelajar sekitar 70 persen dari Jamkesko,” kata Paryadi.
Begitu juga akses
terhadap puskesmas sebagai garda terdepan dalam proses pelayanan kesehatan bagi
masyarakat termasuk anak-anak. Puskesmas yang ada di Kota Pontianak ini tidak
hanya sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja, namun ada beberapa aspek
teknis yang dipenuhi dengan memberikan nuansa bagi anak-anak di puskesmas. “Sehingga
ada beberapa puskesmas yang dirancang bernuansa anak-anak dengan menyediakan
tempat bermain bagi mereka,” jelasnya.
Di bidang
pendidikan, Pemkot juga memberikan perhatian khusus terutama bagi anak-anak
usia sekolah supaya tidak ada lagi anak putus sekolah di Kota Pontianak. Upaya
yang dilakukan yakni mewajibkan seluruh anak-anak usia sekolah melalui
kelurahan dan RT agar mereka bersekolah. “Jika memang karena alasan tidak
memiliki biaya atau tidak mampu menyekolahkan anaknya, maka kita menyiapkan
bantuan beasiswa bagi anak yang tidak mampu,” tuturnya.
Selain itu, akta
kelahiran bagi anak-anak juga menjadi salah satu hal penting yang tidak luput
dari perhatian Pemkot. Untuk itu, Pemkot menjalin kerja sama dengan beberapa
rumah sakit dan klinik serta puskesmas dalam administrasi akta kelahiran bagi
setiap anak yang baru lahir. “Setiap kelahiran yang dilakukan oleh rumah sakit,
klinik dan puskesmas langsung diberikan akta kelahiran tanpa biaya,” tukasnya.
Penataan kota juga
dirancang agar ramah terhadap anak, baik pembangunan infrastruktur maupun
pembangunan yang bersifat investasi seperti mall, pusat perbelanjaan, hotel dan
pembangunan lainnya. “Kita minta setiap pembangunan yang berskala besar supaya menyediakan
lingkungan untuk anak. Beberapa hotel juga sudah ada tempat bermain untuk anak,
mall-mall dan pusat perbelanjaan juga menyediakan fasilitas penunjang untuk
anak,” pungkasnya.
Fasilitas ruang
bermain ini tidak hanya di dalam bangunan atau dalam gedung, di taman-taman
juga dirancang agar ramah terhadap anak sehingga mereka merasa leluasa bermain
di taman-taman. “Kita memberikan akses bagi mereka untuk bermain di taman-taman
yang disediakan,” tutupnya. (jim)
0 komentar:
Posting Komentar