Tidak hanya di
Eropa, lanjut Sutarmidji, perkembangan Islam di Amerika pun sangat pesat.
Bahkan di daerah dekat Washington, DC sebelum terjadi peristiwa 11 September
2001, masjid di sana hanya lima namun sekarang malah bertambah menjadi 50
masjid. “Kenapa? Orang Amerika itu ternyata sangat penasaran Islam itu bagaimana
sih, apa benar yang dilakukan seperti pengeboman sampai WTC itu runtuh, apa itu
ajaran Islam. Ternyata setelah mereka dalami tidak ada itu di dalam ajaran
Islam,” timpalnya.
Dia juga
mengingatkan jamaah shalat tarawih Masjid Raudhatul Jannah, agar senantiasa
mengevaluasi diri sejak bangun tidur hingga menjelang tidur setiap hari. “Dan
yang tak kalah penting, jangan tidur dalam keadaan marah. Kita tidak pernah
tahu apakah kita masih diberikan kesempatan bangun dari tidur kita atau bahkan
tidur selamanya. Tetapi kalaupun saat tidur ajal menjemput, kita mati dalam
keadaan husnul khotimah,” ungkapnya.
Untuk itu, dia
berpesan agar setiap menjelang tidur hendaknya suami istri saling memaafkan
agar terjalin hubungan batin yang luar biasa, keharmonisan dalam berumah tangga
dan mendapat pahala.
Sutarmidji juga
mengajak seluruh jamaah shalat tarawih yang hadir untuk memperbanyak ibadah
sebanyak-banyak mungkin karena belum tentu seseorang akan bertemu lagi pada
bulan Ramadhan tahun-tahun mendatang. “Karena kita semua akan menghadapi
kehidupan hakiki yang sudah pasti yakni kematian. Maka dari itu persiapkanlah
diri kita dengan memanfaatkan kesempatan di bulan Ramadhan yang penuh rahmat
ini,” tuturnya. (jim)
0 komentar:
Posting Komentar