Dia juga minta kepada Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pontianak, Syaiful Rahman untuk melibatkan semua pihak yang konsen terhadap persoalan anak. “Saya minta Pak Syaiful, libatkan semua komponen yang peduli terhadap anak. Jadi anak yang kita tangani itu tidak harus dipindahkan ke sini (PLAT), tetapi harus ada kegiatan atau tindakan nyata untuk menangani permasalahan ini,” katanya.
Menurut Sutarmidji, dalam menangani persoalan anak selalu berkaitan dengan kondisi orang tua si anak. Jika kondisi orang tuanya tidak mungkin memberikan perbaikan-perbaikan mutu pendidikan kepada anak, maka perlu ditangani dengan tetap memperhatikan hak-hak anak itu. Untuk itu juga perlu dilakukan pembinaan yang memadai terhadap anak agar bisa mandiri. “Sehingga nantinya di PLAT ini harus dilengkapi dengan keterampilan apa saja yang mampu dilakukan oleh anak,” ungkapnya.
Selain itu, Sutarmidji juga minta agar penanganan permasalahan anak melibatkan tokoh masyarakat maupun tokoh agama untuk memberikan pencerahan tentang pemahaman anak terkait ilmu agama. “Itu juga paling penting, yang jelas penanganannya harus terpadu dengan baik,” tegas dia.
Walikota prihatin karena ada orang tua yang menyuruh anak-anaknya untuk mengemis di jalanan. “Saya minta kategori anak jalanan jangan salah. Saya rasa di Pontianak belum ada anak jalanan. Kalau anak disuruh jalan-jalan tiap hari oleh orang tuanya untuk minta-minta atau mengemis ada. Tapi kalau anak jalanan tidak ada, saya pastikan itu,” pungkasnya.
Dia berharap, dengan adanya PLAT ini Pontianak sebagai Kota Layak Anak, betul-betul bisa memberikan ruang segala kebutuhan yang berkaitan dengan anak, dari yang bermasalah dengan hukum sampai dengan masalah sosial. (jm)
0 komentar:
Posting Komentar