Menurut dia, mestinya harus ada empat alat untuk mencapai target 100 hari penyelesaian e-KTP di Kota Pontianak. “Tapi alhamdulillah saya bersyukur, harusnya satu alat minimal 300 per hari namun dua hari yang lalu bisa mencapai 470 orang, berarti satu alat bisa menyelesaikan 235 orang. Dan tadi malam sebanyak 380-an, berarti semuanya di atas 150,” paparnya.
Dia menambahkan, tanggal 16 Oktober mendatang akan ada pertemuan dengan pihak Departemen Dalam Negeri untuk membahas masalah ini. “Dan kita minta supaya alat untuk Kota Pontianak harus segera dikirim. Janjinya tanggal 9 Oktober, mudah-mudahan saja bisa terealisasi. Kalau alatnya sudah datang, saya rasa bisa selesai,” ucapnya optimis.
Terkait kesiapan operator, dia memastikan semua petugas sudah disiapkan untuk mengoperasikan 34 alat e-KTP. “Kita punya 154 operator yang sudah siap. Dan mereka bekerja dengan dua shift hingga malam hari,” jelasnya.
Sutarmidji menilai, yang terpenting baginya bukan masalah nilai dana yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan e-KTP ini tetapi percepatannya yang paling penting karena dia menginginkan pelayanan publik di Kota Pontianak semakin hari semakin baik.
Saat Walikota melihat langsung proses pembuatan e-KTP di Kecamatan Pontianak Tenggara, dia menemukan ada warga yang mengenakan baju kaos oblong. Dia pun minta warga tersebut untuk mengganti dengan pakaian kemeja. Untuk itu, dia meminta kepada masyarakat agar dalam pembuatan e-KTP tidak mengenakan pakaian yang asal-asalan seperti kaos oblong. “Tidak boleh seperti itu. Harusnya mengenakan pakaian formal seperti kemeja,” pungkasnya. (jm)
0 komentar:
Posting Komentar